Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Kepolisian Israel Itamar Ben-Gvir mengancam akan keluar dari pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu jika dia menyetujui gencatan senjata Gaza dan kesepakatan pembebasan sandera yang kini sedang dinegosiasikan dalam perundingan di Qatar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ben-Gvir, yang kepergiannya tidak akan menjatuhkan pemerintahan Netanyahu, mendesak Menteri Keuangan Bezalel Smotrich untuk bergabung dengannya dalam upaya terakhir untuk mencegah kesepakatan gencatan senjata.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut tokoh ektremis sayap kanan Israel itu, gencatan senjata merupakan penyerahan diri yang berbahaya kepada Hamas.
"Langkah ini adalah satu-satunya kesempatan kita untuk mencegah (kesepakatan) itu terlaksana, dan mencegah Israel menyerah kepada Hamas, setelah lebih dari setahun perang berdarah, di mana lebih dari 400 tentara IDF (Pasukan Pertahanan Israel) gugur di Jalur Gaza, dan untuk memastikan bahwa kematian mereka tidak sia-sia," kata Ben-Gvir di X, dikutip dari Reuters, Selasa, 14 Januari 2024.
Pada Senin lalu, Smotrich menolak kesepakatan itu, tetapi dia tidak mengancam akan keluar dari koalisi Netanyahu. Mayoritas menteri diharapkan mendukung kesepakatan gencatan senjata bertahap, yang merinci penghentian pertempuran dan pembebasan sandera.
Ben-Gvir menggemakan pernyataan Smotrich yang mengatakan bahwa Israel harus melanjutkan kampanye militernya di Gaza hingga kelompok militan Palestina Hamas menyerah sepenuhnya, yang serangannya pada tanggal 7 Oktober 2023 menyebabkan perang.
Menurut perhitungan Israel, sekitar 1.139 orang tewas dalam serangan Hamas tahun 2023 terhadap Israel dan lebih dari 250 orang lainnya disandera.
Sejak saat itu, pejabat kesehatan Palestina mencatat lebih dari 46.500 orang telah tewas di Gaza--mayoritas perempuan dan anak-anak-- dengan sebagian besar wilayah itu hancur dan sebagian besar penduduknya mengungsi.
Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir telah memediasi kesepakatan gencatan senjata dan kesepakatan dapat segera tercapai, kata para pejabat.
Beberapa keluarga sandera menentang kesepakatan tersebut karena mereka khawatir kesepakatan bertahap yang terbentuk hanya akan membebaskan sebagian dari 98 sandera yang tersisa dan meninggalkan yang lain.
Survei berturut-turut telah menunjukkan dukungan luas di antara masyarakat Israel untuk kesepakatan semacam itu.