Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Paris – Puluhan ribu perempuan turun ke jalan-jalan di ibu kota Paris, dan sejumlah kota lainnya di Prancis, memprotes meningkatnya tindak kekerasan domestik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ini terjadi setelah munculnya berita ada sekitar 130 perempuan tewas karena dibunuh pasangan atau bekas pasangan di Prancis pada 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Saya mendukung setiap perempuan yang telah mengalami tindak kekerasan gender atau seksual. Andalkan saya untuk melanjutkan mobilisasi pemerintah dan seluruh bangsa memperjuangkan hal ini,” kata Presiden Emmanuel Macron seperti dilansir Reuters pada Sabtu, 23 November 2019.
Para pengunjuk rasa, yang mayoritas adalah perempuan, meneriakkan yel-yel,”Penyiksa, kalian sudah selesai. Kami turun ke jalan.”
Mereka membawa plakat berwarna ungu yang bertuliskan nama-nama perempuan yang menjadi korban kekerasan.
Sebagian pengunjuk rasa meneriakkan slogan,”Tidak ada pembunuhan lagi’.
Ungu menjadi simbol gerakan hak-hak perempuan.
Polisi memperkirakan sebanyak 35 ribu orang berpartisipasi dalam pawai hak-hak perempuan ini di Kota Paris.
Aksi protes massal ini diorganisir oleh lembaga #NousToutes, yang memperkirakan ada sekitar 100 ribu perempuan di Paris dan 150 ribu perempuan di seluruh Prancis turun ke jalan pada Sabtu kemarin.
Demonstrasi besar-besaran ini digelar dua hari sebelum pemerintah mengumumkan hasil investigasi kekerasan domestik di Prancis.
Pemerintah juga bakal mengumumkan sejumlah langkah untuk melindungi perempuan, seperti dilansir menteri Dalam Negeri dan Sekretaris Kesetaraan Gender.
“Kita dapat dan sudah seharusnya melakukan lebih baik,” kata mereka dalam pernyataan.
Dewan Eropa, yang berisi sekumpulan ahli mengenai kekerasan domestik, bernama GREVIO mengatakan pemerintah Prancis seharusnya memberikan perlindungan lebih baik terhadap perempuan korban kekerasan domestik dan anak-anaknya. Pemerintah juga didesak melakukan tindakan pencegahan munculnya kekerasan domestik.