Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari sebulan setelah menjadi panglima militer Bangladesh, Jenderal Waker-Us-Zaman menjadi pusat perhatian, mengumumkan pengunduran diri Perdana Menteri Sheikh Hasina yang meninggalkan negara tersebut pada Senin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bangladesh telah dilanda protes dan kekerasan yang dimulai bulan lalu setelah kelompok-kelompok mahasiswa menuntut penghapusan sistem kuota yang kontroversial dalam pekerjaan-pekerjaan di pemerintahan. Hal ini meningkat menjadi sebuah kampanye untuk menggulingkan Hasina, yang telah berkuasa selama 15 tahun dan baru saja memenangkan masa jabatan keempat kalinya pada Januari.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tidak jelas apakah tentara akan memainkan peran, namun Zaman mengatakan: "Kami sekarang akan menemui presiden negara ini, di mana kami akan mendiskusikan pembentukan pemerintahan sementara, membentuk pemerintahan sementara, dan mengelola negara," katanya.
Bangladesh telah dilanda protes dan kekerasan yang dimulai bulan lalu setelah kelompok-kelompok mahasiswa menuntut penghapusan sistem kuota yang kontroversial dalam pekerjaan-pekerjaan di pemerintahan. Hal ini meningkat menjadi kampanye untuk menggulingkan PM Bangladesh, Hasina, yang telah berkuasa selama 15 tahun dan baru-baru ini memenangkan masa jabatan keempat kalinya pada Januari.
Hampir 250 orang telah terbunuh dalam kekerasan tersebut.
Zaman, 58 tahun, mulai menjabat sebagai panglima angkatan darat pada 23 Juni untuk jangka waktu tiga tahun - masa jabatan normal untuk posisi tersebut.
Lahir di Dhaka pada 1966, ia menikah dengan Sarahnaz Kamalika Zaman, putri Jenderal Muhammad Mustafizur Rahman, yang menjabat sebagai panglima angkatan darat dari 1997 hingga 2000.
Zaman meraih gelar Master dalam Studi Pertahanan dari Universitas Nasional Bangladesh dan gelar Master of Arts dalam Studi Pertahanan dari King's College, London, demikian menurut situs web Angkatan Darat Bangladesh.
Sebelum menjadi panglima angkatan bersenjata, ia menjabat sebagai Kepala Staf Umum selama lebih dari enam bulan – sebuah peran di mana ia mengawasi, antara lain, operasi dan intelijen militer, peran Bangladesh dalam operasi pemeliharaan perdamaian PBB, dan anggaran.
Dalam kariernya selama tiga setengah dekade, dia juga bekerja sama dengan Hasina, menjabat sebagai staf utama di Divisi Angkatan Bersenjata di bawah Kantor Perdana Menteri.
Zaman juga telah dikaitkan dengan modernisasi angkatan darat, demikian ungkap situs web angkatan darat.
Ketika protes mengguncang negara itu sekali lagi bulan ini, Zaman meminta personel militer untuk memastikan keamanan kehidupan masyarakat, properti, dan instalasi-instalasi penting negara.
REUTERS