Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Institut Français Indonésie (IFI) menghelat pertunjukan teater "C'est la Vida" bertepatan dengan Hari Bahasa Prancis Internasional di Bentara Budaya Jakarta pada Kamis petang, 20 Maret 2025. Teater tari itu juga merupakan bagian dari Semaine de la Francophonie atau Pekan Frankofoni 2025 yang berlangsung pada 17-22 Maret dengan tema "Prenez la parole!” atau "Sampaikan Pendapatmu!".
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pertunjukan itu menampilkan dua penari berbakat, yakni Lisbeth Kiebooms dari Belgia dan David Walther dari Prancis. Dua penari dari Compagnie de Fakto itu memadukan cerita romansa hingga komedi dalam penampilan mereka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur IFI Indonesia, Jules Irrmann, menyambut baik antusiasme masyarakat Indonesia dalam mengikuti Pekan Frankofoni 2025. Dia memuji semangat para pembelajar yang ingin berkenalan dengan bahasa Prancis.
"Saya harap semakin banyak orang yang akan mengenal bahasa Prancis," kata Irrmann saat memberi sambutan.
Compagnie de Fakto merupakan sebuah kelompok teater tari dari Lyon, Perancis. Kelompok teater tari ini didirikan pada tahun 2002 oleh koreografer dan sutradara asal Perancis, Aurélien Cairo, yang mengawali karirnya sebagai penari hip-hop.
Pertunjukan bertajuk “C'est la Vida” adalah menjadi salah satu penampilan terbaru Compagnie de Fakto yang telah dimulai sejak tahun 2022. Pertunjukan itu menekankan pada pengalaman menggembirakan untuk segala usia dan berdurasi 50 menit.
Tema "C'est la Vida” terdiri dari dua bahasa, Prancis dan Spanyol, yang berarti ‘Itulah kehidupan’. Frasa ini sering digunakan untuk mengekspresikan fatalisme dalam menghadapi kompleksitas kehidupan
Compagnie de Fakto telah mengadakan tur di sejumlah kota di Indonesia pada 15-20 Maret 2025. Penampilan mereka di Jakarta merupakan penutup setelah sebelumnya mengunjungi Bandung, Yogyakarta, dan Malang.
Tur kelompok teater ini dimulai di Bandung pada tanggal 15 Maret di IFI Bandung. Kemudian, mereka berlanjut ke IFI Yogyakarta pada 17 Maret. Lalu, mereka akhirnya tampil di Politeknik Negeri Malang atau Polinema pada 19 Maret.
Pekan Frankofoni 2025 didukung oleh kedutaan besar negara-negara anggota Organisasi Internasional Frankofoni (OIF) itu digelar sebagai bentuk pengenalan kebudayaan negara-negara penutur bahasa Prancis.
Selain Prancis, negara-negara berbahasa Prancis turut mendukung acara ini, antara lain Kanada, Belgia, dan Maroko. Setidaknya ada sekitar 93 negara yang tergabung dalam keanggotaan OIF. Organisasi itu didirikan sejak tahun 1970 untuk mempromosikan keanekaragaman budaya dan bahasa, serta nilai-nilai perdamaian, demokrasi, dan hak asasi manusia.
Selain memperkenalkan bahasa dan budaya Prancis, acara tersebut menawarkan ruang belajar, berkreasi, dan bertukar pikiran mengenai segala hal tentang frankofoni. Kegiatan yang bisa peserta ikuti antara lain seni pertunjukan, sinema, musik, gastronomi, sains, debat, hingga diskusi seputar dunia akademik.
Adapun Hari Bahasa Prancis Internasional dirayakan setiap 20 Maret. Kini, bahasa Prancis menjadi bahasa kelima yang paling banyak dituturkan di seluruh dunia sekaligus bahasa internasional yang digunakan secara formal setelah bahasa Inggris.
Berdasarkan catatan IFI, terdapat lebih dari 700 juta penutur bahasa Prancis di seluruh dunia. Selain itu, bahasa Prancis menjadi bahasa keempat yang paling banyak digunakan di Internet dan bahasa kedua yang paling banyak dipelajari di dunia dengan 144 juta pelajar.
Di Indonesia, jurusan sastra Prancis tersedia di lima belas universitas. Selain itu, sebanyak 500 sekolah menengah yang mengajarkan bahasa Prancis dengan lebih dari 60.000 pelajar muda setiap tahunnya.
Foto 
