Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Badan Geologi telah memastikan asap putih dari area Kawah Gunung Tangkuban Parahu pada hari ini, Rabu 4 September 2024, bukan berasal dari peristiwa erupsi. Masyarakat sekitar sempat mencemaskan kemunculan asap itu berhubungan dengan aktivitas vulkanik Gunung api yang berlokasi di Kabupaten Subang, Jawa Barat, itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kamera CCTV yang digunakan untuk memantau aktivitas Gunung Tangkuban Parahu awalnya mendapati sinar yang berlokasi di atas kawah baru yang lokasinya berdekatan dengan Upas Hills pada Rabu dinihari, sekitar pukul 01.41 WIB. Menyusul kemudian kemunculan asap putih tipis terpantau pada kamera CCTV pada pukul 05:51 WIB dan pukul 09:20 WIB.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada siang harinya diperoleh informasi dari PT GRPP, pengelola wisata Gunung Tangkuban Parahu, serta warga setempat, bahwa telah terjadi kebakaran hutan di titik yang sama sesuai dengan arah pengamatan CCTV milik Badan Geologi. Kebakaran itu dilaporkan masih terjadi sepanjang hari ini.
"Kebakaran tidak mengganggu stasiun pemantauan Gunung Api Tangkuban Parahu dikarenakan lokasinya berjauhan,” kata Kepala Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Muhammad Wafid, dikutip dari keterangannya pada Rabu, 4 September 2024.
Wafid menerangkan, hasil pemantauan visual pada kondisi Kawah Ratu dan Kawah Ecoma pada hari ini tidak memperlihatkan adanya anomali embusan asap kawah dibandingkan pengamatan sebelumnya. Aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Parahu masih didominasi gempa-gempa berfrekuensi rendah yang mengindikasikan aktivitas pergerakan fluida dekat permukaan.
Aktivitas gempa vulkanik yang berasosiasi dengan suplai magma belum menunjukkan tingkat kejadian yang signifikan dengan rata-rata kurang dari 1 kali kejadian gempa per hari. Pemantauan peralatan Tiltmeter serta Electronic Distance Measurement (EDM) pun belum menunjukkan adanya pola penambahan tekanan yang signifikan.
“Berdasarkan hasil evaluasi secara visual dan instrumental, maka tingkat aktivitas Gunung Tangkuban Parahu hingga 4 September 2024 pukul 16.00 WIB masih pada Level I (Normal),” kata Wafid.
Meski begitu Badan Geologi merekomendasikan agar tidak mendekat dasar kawah, serta tidak berlama-lama dan menginap di area kawah aktif Gunung Tangkuban Parahu. “Segera menjauhi/meninggalkan area sekitar kawah jika teramati peningkatan intensitas/ketebalan asap kawah dan/atau jika tercium bau gas yang menyengat untuk menghindari potensi bahaya paparan gas beracun maupun erupsi freatik,” kata Wafid.