Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Kebakaran Bukit Teletubbies Gunung Bromo Akibat Ulah Manusia, Mengenal Apa itu Flare

Kawasan wisata Gunung Bromo ditutup sementara akibat kebakaran di area Bukit Teletubbies, buntut kegiatan pemotretan prewedding yang memakai flare.

12 September 2023 | 15.20 WIB

Foto udara kendaraan melintas di ruas jalan di kawasan Gunung Bromo, Lumajang, Jawa Timur, Sabtu 9 September 2023. Akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) seluas 274 hektar yang terjadi di kawasan itu, Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) menutup total aktivitas wisata di Gunung Bromo. ANTARA FOTO/Muhammad Mada
Perbesar
Foto udara kendaraan melintas di ruas jalan di kawasan Gunung Bromo, Lumajang, Jawa Timur, Sabtu 9 September 2023. Akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) seluas 274 hektar yang terjadi di kawasan itu, Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) menutup total aktivitas wisata di Gunung Bromo. ANTARA FOTO/Muhammad Mada

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Insiden yang amat merugikan lingkungan hidup Bukit Teletubbies kawasan Gunung Bromo, Jawa Timur terjadi diduga disebabkan oleh aktivitas pemotretan prewedding yang menggunakan flare. Lalu, sebenarnya apa itu flare?  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Flare berasal dari bahasa Inggris yang artinya suar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), suar diartikan sebagai nyala api (suluh, pelita) untuk tanda (isyarat). Dikutip dari boatiesbestmate.nz, flare merupakan alat yang efektif untuk menandakan adanya bahaya dan menunjukkan posisi Anda, flare sangat terlihat di air dan udara. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Membedah Flare 

Flare dapat menghasilkan cahaya terang dengan panas cukup tinggi yang dihasilkan dari bahan campuran logam seperti magnesium yang mudah terbakar. Biasanya, flare digunakan dalam berbagai konteks seperti keamanan, militer, industri, dan juga sering kali untuk hiburan.  

Flare digunakan sebagai alat pemberi sinyal darurat dalam aspek keselamatan dan survival. Flare juga sering digunakan untuk pemeriah suasana saat acara, seperti saat momen selebrasi suporter di tribun stadion hingga foto-foto. Dalam dunia fotografi yang erat kaitannya dengan pencahayaan, flare mungkin dapat dijadikan sebagai alat untuk memberikan efek dramatis pada hasil pemotretan. 

Kendati demikian, penggunaan flare dalam kondisi apapun tetap harus berhati-hati dan sesuai dengan pedoman yang berlaku. Jika salah digunakan, flare justru dapat menyebabkan kejadian tak diinginkan, salah satu contohnya seperti kebakaran di Gunung Bromo tempo hari. 

Beberapa hari lalu sebelum kejadian, ada pasangan yang melakukan pemotretan prewedding menggunakan flare di area savana Bukit Teletubbies. Percikan api dari flare mengenai rerumputan kering di musim kemarau sehingga menyebabkan kebakaran dengan api yang terus merambat dan meluas.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus