Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Olahraga Arab Saudi mengatakan telah bertemu dengan pembalap dan bos Formula 1 di Singapura untuk membahas masalah keamanan setelah rudal membayangi balapan tahun ini di Jeddah.
Pada Maret lalu, Pemberontak Houthi Yaman yang didukung Iran menghantam fasilitas penyimpanan minyak sekitar 15 km di sebelah timur jalur Jeddah Corniche. Asap terlihat membubung tinggi saat pembalap mengikuti sesi latihan bebas.
Situasi itu mengguncang dunia karena menyangkut masalah keamanan. Pemerintah melakukan pertemuan dengan para pembalap lebih dari empat jam untuk memutuskan balap F1 Jeddah dilanjutkan atau dihentikan. Balapan akhirnya dilanjutkan setelah ada jaminan dari otoritas Saudi tetapi ada pengakuan kolektif bahwa diskusi lebih lanjut diperlukan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Sebagian besar kekhawatiran benar-benar tentang keamanan," kata Pangeran Abdulaziz Bin Turki Al-Faisal kepada media tertentu termasuk Reuters di Grand Prix Singapura akhir pekan lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami bertemu secara pribadi dengan semua kepala tim dan saya bertemu secara pribadi dengan semua pembalap. Kami berbicara tentang semua masalah ini dan kami melakukan dialog terbuka dengan mereka sekarang," ujar dia.
Baca juga: Formula 1: Logo Honda Kembali Melekat di Mobil Red Bull dan AlphaTauri
Pangeran Al-Faisal mengatakan, profil tinggi F1 berarti masalah keamanan adalah kenyataan baru bagi olahraga di mana pun ia berlomba. Dia mencontohkan Silverstone tahun ini, di mana pengunjuk rasa 'Just Stop Oil' menyerbu trek sementara mobil masih di trek setelah balapan dihentikan di lap pembukaan.
"Jika Anda melihat dunia saat ini, kekacauan terjadi di mana-mana dan kita harus berjuang untuk itu," kata Pangeran Al-Faisal.
Ditanya apakah dimulainya kembali permusuhan dalam konflik lebih dari tujuh tahun akan membutuhkan peningkatan keamanan untuk balapan tahun depan, Pangeran Al-Faisal mengatakan trek akan aman.
"Ini bukan pertama kalinya terjadi di Saudi," katanya tentang serangan itu. "Itu terjadi selama akhir pekan itu, tetapi hampir setiap bulan kami biasa melakukannya. "Anda mengamankan area terpenting yang berpenduduk sehingga kota ini aman, lokasinya aman.”
Arab Saudi melalui Aramco merupakan salah satu negara penghasil minyak terbesar di dunia. Negara ini mempunyai kontrak 15 tahun menggelar seri Formula 1.
Baca juga: Grand Prix Arab Saudi, Mengenal Sirkuit Balap Mobil F1 di Jeddah Corniche
Ingin berdiskusi dengan redaksi mengenai artikel di atas? Mari bergabung di grup Telegram GoOto.