Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Ada 15 atlet yang masuk pemusatan latihan nasional setelah PB Perpani mencoret Riau Ega dan Diananda.
Susunan baru atlet panahan yang masuk pelatnas masih diperkuat oleh atlet senior putra, yakni Hendra Purnama dan Muhammad Hanif Wijaya.
PB Perpani masih membuka ruang dialog kepada para atlet yang dicoret.
JAKARTA – Pengurus Besar Persatuan Panahan Seluruh Indonesia (PB Perpani) telah menetapkan 15 atlet yang masuk pemusatan latihan nasional (pelatnas) Olimpiade Tokyo setelah pencoretan tiga atlet dari Jawa Timur. Para atlet yang lolos seleksi itu mulai bergabung di pelatnas pada pekan ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ini memang langkah yang harus diambil agar organisasi ini sehat dan berjalan dengan baik,” kata Ketua Umum PB Perpani, Illiza Sa'aduddin Djamal. “Saya rasa masih ada waktu untuk melatih orang yang ingin menang daripada yang merasa sudah menang.”
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya, PB Perpani mencoret Riau Ega Agata Salsabila, Diananda Choirunisa, dan Asiefa Nur Haenza dari pelatnas panahan. Alasannya, mereka dinilai interdisipliner lantaran ingin mendatangkan pelatih sendiri dari Jawa Timur, yakni Denny Trisyanto. Padahal, Riau Ega dan Diananda merupakan atlet yang telah meraih tiket Olimpiade Tokyo 2021.
Keinginan atlet tersebut mendapat dukungan dari pengurus Perpani dan Komite Olahraga Nasional Indonesia dari Jawa Timur. Di sisi lain, PB Perpani telah menunjuk tiga pelatih lewat seleksi. Lantaran tak ada titik temu, akhirnya PB Perpani memutuskan mencabut Surat Keputusan PB Perpani Nomor 13 Tahun 2020 Tanggal 30 Juni 2020 tentang Atlet dan Pelatih Pelatnas Persiapan Olimpiade 2021, kemudian melakukan seleksi atlet panahan lagi untuk masuk pelatnas.
"Untuk atlet pengganti telah dilakukan proses seleksi dan kami sudah menghubungi atlet yang lolos seleksi melalui penilaian secara virtual. Pada 15 Agustus, para atlet pengganti sudah bergabung dengan tim pelatnas di Jakarta," kata Illiza.
Dari hasil seleksi tersebut, susunan baru atlet yang masuk pelatnas, antara lain, masih diperkuat oleh atlet senior putra, yakni Hendra Purnama dan Muhammad Hanif Wijaya. Hendra merupakan pemanah peraih dua medali emas SEA Games 2019 di Filipina untuk nomor recurve individu. Sedangkan Riau Ega saat itu justru meraih perunggu. Baik Hendra maupun Hanif termasuk atlet senior yang juga ikut Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Sayang, penampilan mereka pertama kali di Olimpiade itu harus terhenti pada putaran pertama.
PB Perpani masih membuka ruang dialog bagi para atlet yang dicoret tersebut. Illiya mengatakan peluang untuk bergabung tetap ada karena PB Perpani selalu menginginkan yang terbaik. “Saya sempat berbicara dengan Ega dan saya membuka terus peluang itu. Tapi Ega tetap kekeh dengan menginginkan pelatihnya Pak Denny. Kalau saja Jawa Timur mau legawa dengan keputusan tersebut, kami bisa saja menganulir keputusan itu.”
Sementara itu, PB Perpani berencana membenahi sistem organisasi sehingga kisruh seleksi atlet dan pelatih tak terjadi lagi. Sekretaris Jenderal PB Perpani, Nyak Amir, mengatakan organisasi akan menyiapkan aturan yang bisa menjadi referensi dalam pengambilan keputusan. “Kami akui selama ini peraturan organisasi belum tersusun dengan baik,” ujar dia.
Dalam seleksi pelatih pelatnas baru-baru ini, menurut Nyak Amir, ada tim independen yang dibentuk dari sejumlah akademikus dan praktisi panahan. Amir mengklaim kualitas tim sudah teruji, sehingga menyerahkan hasil seleksi pemilihan pelatih kepada tim independen itu. “Tentunya ada beberapa aspek yang menjadi penilaian dan yang terpilih tiga orang sebagai pelatih pelatnas.”
Sementara itu, dalam kisruh atlet pelatnas yang baru-baru ini terjadi, pengurus Perpani Jawa Timur sebagai perpanjangan PB Perpani telah mengajukan pelatih sendiri. Tapi hal itu tidak ada dalam aturan organisasi karena pelatih pelatnas mesti diseleksi lebih dulu.
Adapun Denny, pelatih sekaligus pengurus panahan Jawa Timur, menjadi salah satu pelatih yang ikut seleksi tersebut. Tapi dia tidak lolos seleksi lantaran tidak memenuhi kualifikasi yang ditetapkan tim seleksi independen. Ada beberapa aspek yang tidak dipenuhi Denny sebagai pelatih, termasuk bukan bekas atlet dan persyaratan lainnya yang kalah dibanding pelatih lain yang terpilih. Tempo sudah beberapa kali menghubungi Denny untuk meminta konfirmasi, tapi belum ada respons.
Sedangkan Riau Ega dan atlet Jawa Timur lainnya memilih tidak menanggapi pemanggilan pelatnas dengan alasan tidak bersama pelatih yang diinginkan. Riau mengatakan hanya meminta PB Perpani mengizinkannya bersama pelatih yang selama ini mendampinginya, yakni Denny.
Riau beralasan, selama delapan bulan terakhir—ketika pelatnas panahan belum dimulai—dia telah menjalankan program latihan bersama pelatih yang mengantarkannya ke Olimpiade Rio de Janeiro 2016 tersebut. “Pelatih yang saya ajukan tidak asal pilih. Saya pilih pelatih yang mendampingi saya ketika mendapat tiket Olimpiade ini,” kata Ega.
ANTARA | IRSYAN HASYIM | NUR HARYANTO
14
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo