Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Olahraga

Debby Susanto Cerita Kesulitan Saat Mulai Merintis Karier

Mantan atlet bulu tangkis ganda campuran Indonesia, Debby Susanto, mengungkap perjuangannya menghadapi berbagai keterbatasan saat merintis karier.

26 Juni 2019 | 21.03 WIB

Debby Susanto. (badmintonindonesia.org)
Perbesar
Debby Susanto. (badmintonindonesia.org)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan atlet bulu tangkis ganda campuran Indonesia, Debby Susanto, mengungkap perjuangannya menghadapi berbagai keterbatasan saat mulai merintis karier. Ia menyampaikan itu menanggapi komentar orang yang iri melihat kehidupan atlet bulu tangkis nasional.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Debby Susanto menyampaikan ceritanya lewat unggahan di akun instagramnya. Mantan pasangan Praveen Jordan itu menampilkan foto bayangan seorang wanti yang tengah berada di pinggir sungai, yang tampaknya berlokai di luar negeri.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Sampe sekarang setiap ketemu orang, pasti mereka akan bilang enak ya jadi atlet tiap bulan ke luar negeri, penghasilan juga oke. So i will tell you some story about my journey," tulis Debby Susanto.

Setelah lulus SMP Debby memutuskan untuk mengadu nasib sebagai atlet bulutangkis di Jakarta. "Pertama kali tinggal di asrama, enggak punya teman, enggak ada yang bisa diajak cerita. Semua masih biaya sendiri, tempat tinggal bahkan pertandingan," sambungnya lagi.

Saat-saat itu adalah masa terberat yang harus dilalui oleh Debby Susanto. Terlebih latar belakangan keluarga Debby juga bukanlah orang kaya.

"Ortu masih harus biayain koko-koko ku sekolah, adik sekolah belum lagi harus keluarin biaya perbulan buat aku. Bahkan setiap kali kalo aku di tanya masih ada uang jajan enggak, aku pasti selalu bilang ada, enggak berani minta uang jajan," tulis wanita kelahiran Palembang tersebut.

Dalam keterbatasan itu, Debby Susanto mencoba untuk bertahan dan meningkatkan prestasinya di dunia bulutangkis. Meski demikian, Debby tidak memungkiri bahwa saat itu ia sangat membutuhkan uang.

"Padahal aku inget banget saat itu aku cuma pegang uang 2.000 rupiah, bahkan untuk beli mie ayam gerobak aja kurang. Jadi waktu mau makan mie ayam aku bilang dulu ke abang nya, mau beli setengah bisa ngak uangnya cuma 2.000 untung abangnya baek," tulis Debby.

Beruntung, masih banyak orang baik di dunia ini. Itulah yang dirasakan Debby waktu itu. Lebih lanjut wanita berusia 30 tahun itu menegaskan bahwa segala kesuksesan yang dicapainya saat ini adalah hasil kerja kerasnya di masa lalu.

"So, memang kebanyakan orang akan melihat dan komentar enak ya jadi atlet, yes it is. Tapi perjalanannya yang enggak mudah sama sekali, sulit bahkan kita mengalami keterpurukan dan kegagalan berkali kali di usia yang terbilang masih muda," tulisnya.

"Jadi apapun jalan hidup yang kamu pilih, butuh kerja keras karna enggak ada jalan pintas. Butuh proses cukup panjang yang akan membentuk pribadi kamu juga," pungkas Debby Susanto.

Debby diketahui memutuskan mundur dari dunia bulutangkis usai tersingkir dari Indonesia Masters 2019. Wanita 29 tahun tersebut memilih mengakhiri perjalanannya sebagai seorang pebulutangkis tepat di tahun ke-17.

Saat masih aktif bermain, Debby Susanto berhasil mempersembahkan gelar All England 2016, Korea Open 2017, dua emas SEA Games tahun 2013 dan 2015, serta perunggu SEA Games 2011 dan Asian Games 2014.

INDOSPORT

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus