Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pembalap Ferrari Charles Leclerc berharap nasib buruknya di kandang sendiri di Formula 1 berakhir saat balapan di GP Monaco akhir pekan ini. Di kandangnya sendiri, ia tidak pernah mencapai babak kualifikasi ketiga (Q3) atau finis di dalam sepuluh besar dalam dua balapan sebelumnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Saat mengemudi untuk Alfa Romeo pada 2018, Leclerc menabrak Brendon Hartley setelah mengalami masalah rem di lap penutup. Pada 2019, bersama Ferrari, Leclerc tersingkir di Q1. Balapan di sirkuit jalan raya Monaco untuk Leclerc tampaknya tak pernah berjalan sesuai rencana.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Saya sangat bersemangat. Sayangnya, tahun lalu kami tidak bisa balapan di sini. Itu adalah salah satu trek favorit saya. Tempat yang sangat istimewa karena saya lahir dan besar di sini. Saya sangat senang, sayangnya, saya sangat tidak beruntung di sini di masa lalu dan saya berharap keberuntungan ini akan sedikit berubah tahun ini," kata Leclerc menjelang seri Monaco dikutip dari Crash, 20 Mei 2021.
Berkaca pada balapan sebelumnya di Monaco pada F1 2018, Leclerc merasa hasil itu tak terlalu buruk. "Saya tidak mencapai Q3 tetapi saya bersama Alfa Romeo dan itu adalah hasil yang cukup masuk akal bagi kami di kualifikasi, bukan tentang balapannya."
“Sedangkan, di kualifikasi tahun 2019, saya ingat betul apa yang terjadi. Kami memilih strategi yang buruk . Sudah dua kali saya belum berhasil mencapai Q3, tetapi saya yakin kami akan melakukan segalanya tahun ini untuk mencapainya," ujar Leclerc menambahkan.
Sebaliknya, rekan setimnya Carlos Sainz memiliki rekam jejak yang impresif di jalanan Monaco. Sejak debutnya pada 2015, pembalap Spanyol itu telah mencetak poin di setiap GP Monaco.
"Pertama-tama, saya pikir ini adalah salah satu trek paling menarik yang kami datangi di sepanjang musim, terutama karena adrenalin dan seberapa banyak Anda perlu mendorong diri sendiri, mobil, dengan batas dengan dinding yang begitu dekat," kata dia.
“Saya memiliki hubungan yang baik dengan Monaco sejak 2008 ketika saya datang ke sini untuk pertama kalinya dalam kejuaraan go-karti. Saya memenangkannya dan sejak itu saya selalu menyukai tempat ini. Saya melakukan World Series bersama Renault, lalu F1 selama bertahun-tahun. Saya selalu merasa nyaman di sini dan ini kesempatan yang baik bagi saya," ujar Carlos Sainz.