Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

olahraga

Skema Tiga Bek Ruben Amorim di Manchester United

Ruben Amorim selalu mengusung formasi tiga bek dengan skema 3-4-2-1. Bagaimana pola itu diterapkan di Manchester United?

4 November 2024 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Ruben Amorim, pelatih Manchester United, selalu mengusung formasi 3-4-2-1.

  • Skema tiga palang pintu ini tak lazim di Manchester United yang sejak puluhan tahun lalu menempatkan empat pemain bertahan.

  • Lisandro Martinez, Matthijs de Ligt, dan Bruno Fernandes diyakini bisa lebih optimal lewat racikan Ruben Amorim ini.

MENGAPA Manchester United menunjuk Ruben Amorim sebagai pelatih kepala pengganti Erik ten Hag? "Karena Amorim memiliki gaya permainan yang jelas," kata Nick Wright, analis sepak bola Sky Sports, pada Sabtu, 2 November 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Wright, selama 2 tahun 6 bulan di United—plus belanja pemain hingga setara dengan Rp 12,2 triliun—Ten Hag gagal menampilkan karakter dalam penampilan Setan Merah, julukan pasukan United. Sebaliknya, selama empat tahun diasuh Amorim, Sporting CP bisa langsung dikenal lewat gaya penguasaan bola mereka yang mengandalkan operan-operan pendek, tiga pemain bertahan, dan pressing agresif dengan garis pertahanan tinggi. Publik sepak bola Portugal mengenalnya sebagai Amorim-ball.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Walhasil, belakangan, prestasi Sporting CP relatif konsisten. Klub yang bermarkas di Lisbon itu meraih gelar juara Liga Primer Portugal dan Piala Liga masing-masing dua kali. "Meski banyak pemain inti mereka yang keluar," kata Wright.

Amorim sudah lama digadang-gadang sebagai pelatih top Eropa. Dia mendapat sorotan sejak membawa Sporting CP menjadi kampiun Liga Primer Portugal pada 2021 di usia 36 tahun. Itu gelar juara liga pertama mereka sejak 19 tahun lalu. Sukses menuntun Sporting meraih trofi yang sama pada musim 2023/2024 kian mengukuhkan posisinya sebagai pelatih nomor wahid di Portugal.

Mantan gelandang Benfica dan tim nasional Portugal itu meniti karier kepelatihan sejak usia muda. Saat berusia 33 tahun, dia menjalani debut sebagai pelatih Casa Pia, klub di divisi tiga Liga Portugal.

Ruben Amorim dalam laga antara Atalanta melawan Sporting CP di Stadio Atleti Azzurri, Bergamo, Italia, 14 Maret 2024. REUTERS/Daniele Mascolo

Casa Pia menjadi kawah candradimuka bagi Amorim. BBC menuliskan, keok dalam dua pertandingan pembuka, Amorim pernah menyatakan akan mundur jika Casa Pia kalah lagi. Namun, dalam laga ketiga, dia mengubah formasi menjadi tiga bek. Skema ini memungkinkan Amorim lebih leluasa menyerang dan menjadikan Casa Pia tak terkalahkan. Formasi tiga palang pintu ini pun ia pertahankan di klub selanjutnya, Braga dan Sporting CP.

Pelatih 39 tahun itu akan tiba di Old Trafford, kandang Manchester United, pada 11 November 2024, setelah visa kerjanya terbit. Namun, karena jeda pertandingan internasional, ia baru akan memimpin United saat melawan Ipswich Town pada 24 November mendatang. Pertanyaannya, bagaimana skema permainan Amorim diterapkan di United?

Selama di Sporting CP, Amorim hampir selalu mengusung formasi 3-4-2-1. Artinya, dia mengandalkan tiga palang pintu, dua gelandang bertahan plus dua pemain sayap di tengah, dua gelandang serang, dan satu striker. Sesekali, dia memodifikasinya menjadi 3-4-3—dengan trio penyerang dan tanpa duet gelandang serang.

Jose Mourinho, pelatih asal Portugal yang menjadi idola Amorim, mengatakan pelatih muda itu tak pernah keluar dari pakem tiga bek tersebut, bagaimanapun pola serangan lawan. "Saat bertahan, formasi bisa berubah menjadi 5-4-1, dengan dua pemain sayap membantu lini belakang," ucap Mourinho seperti ditulis Great Britain News.

Formasi ini tidak lazim di United. Sejak era Alex Ferguson pada 1990-an, Setan Merah selalu menempatkan empat pemain bertahan—kecuali pada masa kepelatihan Louis van Gaal pada 2014-2016 yang kerap memakai formasi 3-5-2. "Para pemain akan butuh penyesuaian," ujar Wright.

Menurut Wright, ada dua bek United yang mendapat keuntungan dari sistem tiga palang pintu tersebut. Pertama, Matthijs de Ligt. Bek 25 tahun ini kerap bermain sebagai bek sentral tim nasional Belanda. Selanjutnya, ada Lisandro Martinez, 26 tahun. Selain bertahan, pemain Argentina ini punya kemampuan mengoper bola di atas rata-rata.

Pengolah data sepak bola, Second Spectrum, mencatat Martinez menjadi pemain United dengan umpan yang paling banyak melewati pemain lawan, yaitu 746 orang, sepanjang musim ini. Angka itu dua kali lipat lebih tinggi dari torehan Bruno Fernandes, playmaker United.

Namun, Wright melanjutkan, perannya sebagai pengumpan membuat Martinez sering kedodoran dalam bertahan dengan skema empat bek—dua palang pintu dan dua bek sayap. "Martinez bisa lebih optimal dalam formasi tiga pemain bertahan," kata Wright.

Di lini tengah, ada Manuel Ugarte, mantan anak asuh Amorim di Sporting CP. Wright yakin satu posisi gelandang tengah akan menjadi milik pemain asal Uruguay tersebut. "Dia akan membantu pertahanan," ujarnya.

Di posisi gelandang serang, Bruno Fernandes hampir pasti tak tergoyahkan. Menurut Wright, dengan kehadiran dua pemain sayap, Amorim akan meminta sang kapten berkonsentrasi di lini tengah, yang merupakan posisi terbaiknya.

Di ujung tombak, Amorim tidak memiliki amunisi sekaliber Viktor Gyökeres. Sebagai perbandingan, penyerang asal Swedia itu telah mendulang 41 gol sejak awal musim 2023/2024. Pada periode yang sama, Rasmus Højlund baru menyumbang 11 gol untuk United.

Pemain Manchester United Rasmus Hojlund (kiri) dan Casemiro beraksi saat melawan West Ham United dalam Liga Primer di Stadion London, London, Inggris, 27 Oktober 2024. Reuters/Paul Childs

Menurut Wright, kemandulan Højlund tak terlepas dari skema Ten Hag yang membuat penyerang asal Denmark itu terisolasi. Sky Sports mencatat Højlund hanya mendapat 4,3 sentuhan bola di kotak penalti per 90 menit. Tak mengherankan dia cuma bisa melesakkan 1,6 tembakan pada periode yang sama. Bandingkan dengan 10,3 sentuhan Gyökeres yang membuahkan 3,8 tembakan per 90 menit. "Frekuensi tembakan merupakan kunci kesuburan striker," kata Wright.

Dengan peran aktif sayap kanan dan kiri, plus sokongan dua gelandang serang di tengah, Wright yakin asupan bola untuk Højlund—atau siapa pun ujung tombak United nanti—akan bertambah. "Amorim boleh berharap dapat meningkatkan produktivitas Højlund," ujar Wright.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus