Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Jonatan Christie berhasil mengalahkan rekan sepelatnas, Anthony Sinisuka Ginting atau Anthony Ginting, untuk meraih gelar YONEX All England Open tunggal putra pertamanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dikutip dari situs Yonex All England Badminton, dalam pertunjukan pertama mereka di Birmingham, Jonathan Christie meraih kemenangan pertamanya dengan skor 21-15 21-14.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sebelumnya, atlet yang akrab disapa Jojo ini masuk ke final dan berada empat peringkat di bawah lawannya, namun ia mampu menahan serangan balik di kedua permainan untuk mengamankan gelar tunggal pertama Indonesia sejak Hariyanto Arbi pada 1994.
Awal yang ragu-ragu berubah menjadi keunggulan bagi Jonatan Christie di gim pertama saat ia membangun keunggulan delapan poin. Namun, menghadapi teman baiknya dan seseorang yang belum pernah dia kalahkan sejak 2019, ia merasa tidak akan semudah itu meraih kemenangan.
“Saya sangat senang karena kami membuat sejarah, final all-Indonesia pertama setelah 30 tahun,” kata Jojo.
Sejarah All England
Kompetisi badminton All England dimulai pada 1899 di London Scottish Drill Hall. Awalnya, hanya nomor ganda yang dimainkan, dengan nomor tunggal diperkenalkan pada tahun berikutnya.
Kejuaraan ini secara bertahap melibatkan lebih banyak pemain dari luar negeri setelah dominasi awal oleh pemain Inggris dan Irlandia. Perkembangan ini menunjukkan popularitas dan daya tarik turnamen yang semakin meluas di dunia bulu tangkis.
Setelah 35 kejuaraan awal, mulai terlihat peningkatan partisipasi pemain dari luar Inggris dan Irlandia. Dikutip dari Olympics, pada 1947, setelah periode perang, pemain Denmark dan Malaysia menjadi pemenang utama di All England Open.
Seiring berjalannya waktu, kejuaraan ini telah menggunakan beberapa tempat berbeda di London sebelum menetap di Royal Horticultural Hall selama 25 tahun. Peningkatan partisipasi internasional menandai transisi kejuaraan ini dari skala nasional menjadi acara global.
Legenda All England
All England Open telah menjadi panggung bagi banyak momen bersejarah dalam dunia bulutangkis. Dari legenda-legenda seperti Sir George Thomas hingga para pemain terkemuka era terbuka seperti Lin Dan dan Nozomi Okuhara, turnamen ini telah menyaksikan pertandingan-pertandingan epik dan penampilan gemilang dari para atlet terbaik dunia.
Meskipun badminton telah menjadi bagian dari program Olimpiade dan munculnya kejuaraan-kejuaraan dunia The Badminton World Federation (BWF), All England Open tetap menjadi salah satu turnamen paling diminati dalam dunia olahraga bulutangkis.
Minat yang tinggi terhadap All England Open juga terlihat dari daftar pemenangnya yang diisi oleh para pemain legendaris. Mulai dari Sir George Thomas hingga Judy Devlin, dari Rudy Hartono hingga Lin Dan, banyak nama besar dalam dunia bulutangkis telah memenangkan gelar di turnamen ini. Prestasi mereka memberikan warna dan makna khusus bagi All England Open.
Selama bertahun-tahun, All England Open telah menjadi tempat lahirnya sejumlah pencapaian bersejarah dalam bulu tangkis. Perubahan signifikan dalam format turnamen, peningkatan partisipasi internasional, dan prestasi luar biasa dari para atlet telah menjadikan All England Open sebagai salah satu event olahraga terpenting dan paling dinantikan dalam dunia bulu tangkis.