Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Olahraga

Hari Olahraga Nasional: Rudy Hartanto, Legenda Bulu Tangkis Indonesia Juara All England 8 Kali

Pada Hari Olahraga Nasional ini, patut mengenang perjuangan Rudy Hartono yang pecahkan rekor dengan juara All England 8 kali.

9 September 2024 | 16.50 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Hari Olahraga Nasional atau Haornas di Indonesia diperingati setiap 9 September. Dalam memperingati haornas 2024, Tempo.co akan membahas mengenai legenda bulutangkis Indonesia, Rudy Hartono, sang pemecah rekor All England.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rudy Hartono lahir pada 18 Agustus 1949 di Surabaya dengan nama lahir Nio Hap Liang. Ia adalah putra dari Zulkarnain Kurniawan dan anak ketiga dari delapan bersaudara. Kakaknya Utami Dewi adalah juara bulu tangkis nasional lima kali dan mantan anggota tim Piala Uber Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Rudy Hartono muda menekuni banyak jenis olahraga, termasuk atletik, renang, bola voli, sepak bola, dan sepatu roda. Ia mulai bermain bulu tangkis pada usia 11 tahun di bawah asuhan sang ayah. Pada tahun 1961, ia memenangkan turnamen perdananya di kejuaraan junior Surabaya.

Setelah meninggalkan klub ayahnya, Hartono kemudian bermain untuk Klub Rajawali. Pada usia 15 tahun, ia memenangkan kejuaraan junior nasional. Saat bermain untuk turnamen kota, permainan Rudy menarik perhatian banyak orang sampai direkrut Pusat Pelatihan Nasional pada akhir tahun 1965 untuk mengikuti Piala Thomas. Ia memenangi pertandingan semua pertandingan di Piala Thomas 1967 meskipun skuad Indonesia gagal memenangkan babak final.

Setahun kemudian, Hartono memulai debutnya di kejuaraan All England, saat itu usianya 18 tahun dan menjadi juara termuda pada turnamen tersebut mengalahkan Tan Aik Huang dari Malaysia yang telah menjadi pemenang dua tahun sebelumnya. Semenjak saat itu, ia memenangi tujuh juara berturut-turut dari 1968 hingga 1974. Di tahun 1975, ia sempat terkalahkan oleh Svend Pri dari Denmark, namun di tahun berikutnya ia kembali memenangi kejuaraan tersebut dan memecahkan rekor delapan gelar juara tunggal putra tak terkalahkan.

Selain kesuksesannya di All England, Hartono memenangi banyak juara internasional sepanjang kariernya. Pada 1969, ia memenangkan juara Kanada dan AS Open setelah mengalahkan Sture Johnsson dan rekan senegaranya Muljadi. Pada tahun yang sama, ia juga memenangkan juara tunggal dan ganda putra Singapura Open. Ia mengalahkan Muljadi di final tunggal dan berpasangan dengan Indratno untuk mengalahkan Lee Wah Chin dan Yeo Ah Seng di final ganda.

Pada 1971, ia memenangkan juara Kanada Open keduanya dan meraih juara Denmark Open pertamanya setelah mengalahkan Ippei Kojima pada kedua kesempatan. Ia juga berkompetisi di Kejuaraan India Barat tahun itu dan memenangkan tiga juara , mengalahkan Muljadi di final tunggal putra, berpasangan dengan Indra Gunawan untuk mengalahkan Muljadi dan Sumiratta di final ganda putra dan berpasangan dengan Rafia Latif untuk mengalahkan Indra Gunawan dan Sunila Ape di final ganda campuran. 

Pada 1973 dan 1975, Rudy Hartono memenangi juara Denmark Open kedua dan ketiga setelah mengalahkan Flemming Delfs dan Svend Pri. Pada tahun 1981, ia memenangkan juara Jepang Open pertamanya setelah mengalahkan rekan senegaranya Lius Pongoh di final.

Sejak debutnya pada 1967, Rudy terus mengikuti dan memenangkan banyak pertandingan. Piala Thomas tahun 1970, 1973, 1976, dan 1979 ternyata menjadi kesuksesan besar bagi Hartono dan timnya, dengan Indonesia menyapu bersih empat gelar berturut-turut. Pada Piala Thomas 1982, Hartono kembali bermain pada kompetisi ini namun dikalahkan oleh Luan Jin sebagai kekalahan keduanya dalam kompetisi tersebut setelah sebelumnya dikalahkan oleh Svend Pri pada 1973. Setelah kompetisi, ia mengumumkan pensiun.

Pasca pensiun dari kompetisi, Rudy Hartono bergiat dengan Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) dan menduduki berbagai jabatan seperti Ketua Bidang Pengembangan hingga tahun 2006. Hartono juga berperan aktif dalam Badminton World Federation (BWF) atau Federasi Bulu Tangkis Dunia. Ia menjadi anggota dewan BWF pada tahun 1985 sampai 1986, dan pada tahun 1994 hingga 2009. Citra dan reputasi Hartono membuat United Nations Development Programme (UNDP) mengangkatnya sebagai Duta Besar untuk Indonesia.

Rudy Hartono pernah kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti, Jakarta, juga mulai melebarkan sayap usahanya setelah pensiun. Ia merambah bisnis susu di Sukabumi dan bisnis peralatan olahraga dengan menjadi agen untuk merek-merek seperti Mikasa, Ascot, dan Yonex. Melalui PT Havilah CItra Footwear yang didirikan pada 1996, ia mengimpor berbagai jenis pakaian olahraga.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus