Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Fans Ajax Amsterdam memberikan salam perpisahan dengan membentangkan banner bertuliskan "Oom Simon Terima Kasih" pada legenda klub keturunan Indonesia, Simon Tahamata. Hal itu dilakukan sesaat sebelum laga Ajax melawan FC Utrecht dalam lanjutan Liga Belanda di Johan Cruyff Arena, Amsterdam, Belanda, Minggu WIB, 3 Maret 2024.
Sang legenda dipanggil masuk oleh pembawa acara di Johan Cruyff Arena untuk masuk ke dalam stadion. Tahamata, yang akan meninggalkan Ajax per 1 Maret akan menjadi pelatih muda di Deutsche Football Academy di Berlin, kemudian melangkah masuk dengan suasana yang emosional dengan diiringi riuh sambutan penonton yang bertepuk tangan.
Menanggapi fans Ajax Amsterdam yang memberikan salam perpisahan tersebut. Lantas siapa itu Simon Tahamata?
Dikutip dari Transfermarkt, Simon Tahamata mantan pesepak bola keturunan Maluku yang melatih akademi sepak bola Ajax, Belanda. Bernama lengkap Simon Melkianus Tahamata, ia lahir di Vught, Belanda pada 26 Mei 1956. Orang tuanya berasal dari Maluku, dan sejumlah sumber menyebut ayahnya merupakan tentara Koninklijke Nederlands-Indische Leger alias KNIL, angkatan bersenjata Hindia Belanda.
Sebagaimana kebanyakan pelatih sepak bola, Simon terlebih dahulu menjadi pemain. Ia memulai karir sepak bolanya di klub TSV Theole Tiel pada 1967-1971. Kemudian bergabung dengan tim junior Ajax, Belanda hingga 1975.
Pada musim 1975-1976, Simon masuk ke tim utama Ajax dan bermain hingga 1980. Debutnya bersama klub saat Ajax-FC menang 7-0 dari Utrecht pada 24 Oktober 1976. Ia tercatat memainkan total 149 pertandingan dengan mencetak 17 gol dan 33 assist.
Bersama klub, Simon memenangkan 3 kali Liga Belanda, yakni pada 1976/1977, 1978/1979 dan 1979/1980. Ia juga menyumbangkan satu kali Piala KNVB pada 1978/1979 dan berhasil mencapai semifinal turnamen Piala Eropa I pada 1979–1980.
Pada 14 Juli 1980 Simon bergabung dengan Standard Liege. Dengan tim ini ia memenangkan dua kali Liga Belgia (1981/1982, 1982/1983) dan 1 kali Piala Belgia (1981). Kemudian mencapai final Piala Eropa II pada 1981-1982. Ia juga mencetak 40 gol dalam 129 pertandingan di salah satu periode tersukses dalam sejarah klub.
Pada 1984, Simon kembali ke Belanda dan bermain untuk Feyenoord. Tiga tahun berikutnya, ia kembali berlaga di kompetisi Belgia, bermain untuk Beerschot dan Germinal Ekeren. Bersama Germinal, ia berhasil mencapai final piala Belgia 1994–1995. Lalu menyelesaikan karirnya sebagai pesepak bola aktif pada 1996.
Setelah pensiun, Simon mulai masuk ke dunia kepelatihan. Dikutip dari Ajax.nl, ia meniti karirnya di tim junior Standard Liege pada 1996-2000. Selanjutnya, ia hijrah ke Germinal pada 2000 hingga 2004.
Pada 2004, Simon kembali ke klub yang telah membesarkan namanya, Ajax, dan menjadi direktur teknik di tim junior. Bekerja sekitar lima tahun, ia sempat hengkang untuk melatih U-15 di klub sepak bola Arab Saudi Al-Ahli hingga 2014. Terakhir, ia kembali ke Ajax sebagai pelatih teknologi di sekolah dasar dan menengah di De Toekomst.
Di luar klub, Tahamata juga merupakan pemain internasional Belanda. Ia mencatakan 22 caps dengan torehan dua gol dan satu assist. Dikutip dari Lcfc.com, debutnya untuk Belanda pada 22 Mei 1979 di Bern, Swiss dalam Pertandingan Peringatan ke-75 FIFA melawan Argentina. Dia memainkan pertandingan internasional terakhirnya pada 21 Desember 1986 di Limassol, Siprus melawan Siprus.
Pilihan Editor: Fans Ajax Bentangkan Banner Oom Simon Terima Kasih buat Simon Tahamata, Legenda Klub Keturunan Maluku
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini