Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Olahraga

Selain Nurul Akmal, ini 4 Atlet Wanita yang Pernah Mengalami Body Shaming

Beberapa atlet wanita selain Nurul Akmal juga pernah dirundung body shaming, antara lain Serena Williams dan Mary Cain. Bagaimana sikap mereka?

8 Agustus 2021 | 12.26 WIB

Lifter Indonesia, Nurul Akmal tampil dalam angkat besi putri +87kg di Olimpiade Tokyo 2020 di Tokyo International Forum, Tokyo, Jepang, 2 Agustus 2021. REUTERS/Edgard Garrido
Perbesar
Lifter Indonesia, Nurul Akmal tampil dalam angkat besi putri +87kg di Olimpiade Tokyo 2020 di Tokyo International Forum, Tokyo, Jepang, 2 Agustus 2021. REUTERS/Edgard Garrido

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Body shaming merupakan tindakan mencemooh atau menjelek-jelekkan penampilan fisik seseorang. Tindakan ini sangat sering dialami oleh perempuan, baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Berdasarkan hasil survei Zap Clinic dalam Zap Beauty Index tahun 2020, sekitar 62,2 pesen perempuan Indonesia mengakui bahwa dirinya pernah menjadi korban body shaming.

Belakangan, masyarakat diramaikan dengan video body shaming yang dialami atlet perempuan angkat besi Indonesia, Nurul Akmal. Perlakuan tidak mengenakkan tersebut diterimanya dalam acara penyambutan atlet Olimpiade Tokyo 2020 di Bandara Soekarno-Hatta.

Nurul bukanlah satu-satunya atlet perempuan yang pernah mengalami body shaming. Jauh sebelum kasusnya viral, ada banyak atlet lain yang mendapat pengalaman serupa. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut merupakan 4 atlet perempuan yang pernah mengalami body shaming :

  1. Serena Williams

Serena Williams adalah atlet tenis dunia yang berdarah Afro-Amerika. Dirinya telah memenangkan medali emas olimpiade sebanyak 4 kali dan pernah didaulat sebagai petenis tunggal putri nomor 1 dunia versi Women's Tennis Association. Melansir dari papermag.com, Serena Williams pernah dicap ‘buas’ dan ‘terlalu kuat’ oleh beberapa orang. Ia dikatakan tidak cukup cantik sebagai petenis karena tubuh dan lengannya yang terlalu berotot. Meski demikian, ia menolak untuk membiarkan persepsi tersebut mempengaruhi pikirannya.

  1. Mary Cain

Atlet perempuan selanjutnya yang pernah mengalami body shaming adalah Mary Cain, pelari jarak menengah Amerika yang masuk tim Kejuaraan Dunia pada usia 17 tahun. Mengutip artikel The New York Times, Cain hampir memiliki pikiran untuk bunuh diri karena komentar sang pelatih mengenai tubuhnya. Alberto Salazar, nama pelatif tersebut, terlampau fokus pada berat badan Cain daripada pengembangan kemampuan atletiknya. Salazar bahkan memberi Cain resep pengendalian kelahiran dan diueritik agar berat badannya dapat dipertahankan.

  1. Eilish McColgan

Atlet lari jarah menengah Inggris, Eilish McColgan, sempat mendapat banyak komentar body shaming di media sosial karena tubuhnya yang dianggap terlalu kurus. Melansir The Courier, tindakan body shaming tersebut berasal dari kolom komentar pada postingan Asics tentang McColgan yang menampilkan gambar peraih medali perak Kejuaraan Eropa saat berlatih. McColgan lantas mengatakan bahwa dirinya memang terlahir kurus dan menghimbau orang-orang agar bahagia dengan tubuhnya sendiri.

  1. Sanya Richard-Ross

Sanya Richard-Ross juga mengalami waktu yang sulit karena body shaming. Dirinya merupakan mantan atlet lintasan dan lapangan Amerika yang pernah memenangkan medali emas pada Olimpiade tahun 2012. Dalam wawancaranya bersama Cosmopolitan, Richard-Ross mengatakan bahwa orang-orang yang merundungnya justru membuatnya lebih kuat. Terlepas dari segala komentar tidak mengenakkan, dirinya merasa bersyukur karena memiliki otot yang kuat.

SITI NUR RAHMAWATI

Baca: Atlet Angkat Besi Nurul Akmal Mengalami Perundungan, Apa itu Body Shaming?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus