Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

UI Perluas Kerja Sama Saintek dan Sosial dengan University of Melbourne

Universitas Indonesia (UI) akan mengembangkan kolaborasi dan mempererat kerja sama antara dengan University of Melbourne. Apa saja bentuk programnya?

24 Mei 2022 | 23.10 WIB

Ilustrasi Kampus Universitas Indonesia 2022. (DOK. HUMAS UI)
Perbesar
Ilustrasi Kampus Universitas Indonesia 2022. (DOK. HUMAS UI)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Universitas Indonesia (UI) akan mengembangkan kolaborasi dan mempererat kerja sama antara dengan University of Melbourne. Direktur Asia Institute, University of Melbourne, Vedi R. Hadiz, berkunjung ke UI pada Selasa, 17 Mei lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Rektor UI Ari Kuncoro menyambut baik kedatangan Vedi karena membuka ruang berbincang secara langsung terkait kerja sama potensial. “Sebagai lulusan UI, Vedi merupakan penyambung budaya antara UI dan universitas di luar negeri,” kata Ari dilansir dari laman resmi UI pada Selasa, 24 Mei 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Vedi merupakan ilmuwan sosial Indonesia yang bekerja sebagai Professor of Asian Studies di Asia Institute, University of Melbourne, Australia. Sebelumnya, Vedi bekerja sebagai Professor of Asian Societies and Politics di Asia Research Centre, Murdoch University, Australia dan sebagai Associate Professor di Jurusan Sosiologi National University of Singapore (NUS).

Vedi pernah bekerja sebagai Research Fellow di Asia Research Centre, Murdoch University, Australia dan merupakan Adjunct Professor di Departemen Sosiologi, Universitas Indonesia. Alumnus S1 FISIP UI ini memperoleh gelar Ph.D. di Murdoch University pada 1996.

Tawarkan Kerja Sama Program Blended Science

UI dan University of Melbourne sebelumnya telah bekerja sama dalam program Partnership in Research Indonesia and Melbourne (PRIME) di bidang kesehatan. Program yang berhasil dijalankan UI dan University of Melbourne ini merupakan riset bertema “Health System and Policy in Maternal, Child, and Adolescent Health during Covid-19 Pandemic”.

Vedi mengatakan Keberhasilan pelaksanaan PRIME merupakan tonggak percapaian yang memicu kerja sama di bidang lain. "Kami berharap PRIME dapat diperluas secara bertahap per tahunnya. Kalau bisa di bidang kesehatan, kenapa tidak di bidang lain juga,” katanya.

Selain PRIME, Vedi juga menawarkan kolaborasi dalam penerapan program Blended Science di UI. Program ini berhasil dijalankan University of Melbourne dan India yang diikuti mahasiswa sarjana, terutama yang berminat melanjutkan kuliah di luar negeri.

Blended Science cocok untuk mahasiswa yang ingin bekerja di perusahaan sains atau akademi berbasis pelatihan. Program ini ditujukan bagi mahasiswa jurusan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dan Fakultas Teknik. Menurut Vedi, jika program ini dapat dijalankan di India, tentu ada potensi untuk dikembangkan di Indonesia.

Didorong Bergabung dengan Aliansi Riset

Vedi juga berharap UI dapat bergabung dengan Humanities and Social Science Alliance, yaitu aliansi riset yang dikembangkan University of Melbourne bersama universitas di Kanada, Inggris, dan India. Aliansi ini merupakan kolaborasi riset mengenai dampak Covid-19 terhadap tata dunia baru. Akan tetapi, rumitnya birokrasi terkadang menjadi hambatan bagi akademisi asing saat melakukan penelitian di Indonesia.

Untuk menghindari hal ini, akademisi asing biasanya menggunakan peneliti Indonesia untuk mengumpulkan data. “Saya ingin melawan peneliti luar negeri yang hanya menggunakan peneliti Indonesia sebagai pengumpul data. Saya ingin peneliti Indonesia dilihat sebagai rekan yang setara,” kata Vedi.

Sebagai seorang akademisi, Vedi banyak menghasilkan karya tulis ilmiah. Karya-karyanya terbit di beberapa jurnal, antara lain Prisma, Development and Change, New Political Economy, Democratization, Third World Quarterly, Pacific Review, Journal of Contemporary Asia, Critical Asian Studies, dan Historical Materialism.

Vedi memperoleh Future Fellowship dari Australian Research Council pada 2010 dan pernah menjadi peneliti tamu di Universitas Kyoto, Jepang; International Institute of Social Studies, Belanda; dan School for Advanced Studies in the Social Sciences (EHESS), Perancis.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus