Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Pelatih Atalanta, Gian Piero Gasperini, mengungkapkan kekecewaannya setelah timnya tersingkir dari Liga Champions. Klub Liga Italia itu kalah 1-3 saat menjamu Club Brugge (Belgia) pada Rabu dinihari, 19 Februari 2025, dan kalah agregat 2-5.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Gasperini mengeluh karena pertandingan di kompetisi ini ditentukan oleh momen dan insiden kecil yang bisa mengubah jalannya laga. “Liga Champions adalah kompetisi yang sangat ditentukan oleh momen-momen kecil,” ujar Gasperini kepada Sky Sport Italia setelah pertandingan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Kami kebobolan gol pertama dengan sangat cepat, lalu kembali kemasukan hanya beberapa saat setelah bola membentur mistar. Mereka benar-benar memanfaatkan setiap peluang yang ada, sementara kami menciptakan lebih banyak kesempatan tetapi tidak cukup klinis."
Gasperini menyoroti betapa detail kecil bisa mengubah jalannya laga. “Kami menciptakan banyak peluang, gagal mengeksekusi penalti, dan ada satu penyelamatan di garis gawang. Jika salah satu momen itu berubah, mungkin hasilnya bisa berbeda,” kata dia.
Gasperini Kritik Lookman
Salah satu momen krusial yang disoroti Gasperini adalah kegagalan Ademola Lookman dalam mengeksekusi penalti pada menit ke-61. Gasperini mengecam keputusan Lookman yang mengambil penalti tanpa persetujuan tim. “Lookman seharusnya tidak mengambil penalti itu. Dia adalah salah satu eksekutor penalti terburuk yang pernah saya lihat,” tegas dia dalam konferensi pers.
"Catatan penaltinya di sesi latihan sangat buruk. Kami punya Mateo Retegui dan Charles De Ketelaere yang lebih layak mengambil penalti, tapi Lookman dalam euforia setelah mencetak gol dan memutuskan sendiri untuk mengambil bola. Saya tidak menyukai sikap itu sama sekali."
Kegagalan Lookman ini mengingatkan banyak orang pada insiden saat ia gagal mengeksekusi penalti Panenka bersama Fulham melawan West Ham pada 2020.
Atalanta memiliki catatan buruk dalam eksekusi penalti musim ini. Selain Lookman yang gagal kali ini, beberapa pemain lain juga mengalami hal yang sama. Mateo Retegui gagal dalam dua penalti melawan Arsenal dan Torino (hasil akhir 0-0 di kedua laga). Mario Pasalic juga gagal saat melawan Torino dalam kekalahan 1-2. Satu-satunya pemain yang memiliki catatan baik adalah Charles De Ketelaere, yang sukses dalam dua kesempatan.
Gasperini Juga Kritik Toloi
Selain Lookman, Gasperini juga mengomentari kartu merah kapten Rafael Tolo, yang dikeluarkan di menit-menit akhir setelah terlibat insiden dengan Maxim de Cuyper. “Itu adalah insiden buruk, dan kami tidak boleh kehilangan kendali seperti itu. Atalanta harus meninggalkan Liga Champions dengan martabat, setelah sebelumnya tampil luar biasa melawan tim-tim besar seperti Real Madrid, Arsenal, dan Barcelona,” kata dia
Dengan tersingkirnya dari Liga Champions, Atalanta kini harus mengalihkan fokus ke Serie A dan kompetisi domestik lainnya. Gasperini berharap timnya bisa belajar dari kekalahan ini dan memperbaiki kelemahan mereka, terutama dalam penyelesaian akhir dan eksekusi penalti. “Kami kecewa, tetapi kami harus bangkit. Kami masih punya musim yang panjang dan target lain yang bisa dikejar,” kata dia.
REUTERS dan FOOTBALL ITALIA menjadi rujukan penulisan artikel ini.