Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta- Calon Ketua Umum PSSI, Rahim Soekasah, mengatakan bahwa konsep pemain naturalisasi sudah jauh melenceng dari konsep awalnya. Bekas Kepala Badan Pembinaan Usia Muda PSSI ini mengatakan sebagai pengagas kebijakan naturalisasi fokusnya kepada pemain keturunan Indonesia berkualitas yang bermain di Belanda. "Warga keturunan yang nasionalisme kepada bangsa ini tinggi, karena makannya saja rendang" kata Rahim kepada Tempo, 18 Oktober 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurut dia, banyak pesepakbola berdarah Indonesia yang bagus bermain di Liga Eropa. Eks Manajer Timnas Indonesia U-23 di Asian Games 2006 ini mengatakan karena persaingan di Belanda lumayan ketat jadi sulit bermain untuk timnasnya. "Kita jadiin saja pemain timnas indonesia. kita biarkan dia main di sana. Kompetisinya di sana saja. Jangan di bawah pulang pasti ambruradul lagi," ungkap dia menjelaskan konsep naturalisasi yang menjadi angan-angannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ia menjelaskan pelatih Indonesia saja yang ke sana melakukan pemantauan. Nanti, kata Rahim, ditawari untuk bermain di timnas Indonesia karena di Eropa masih bisa memiliki dua paspor.
"Kita aturlah bagaimanalah caranya, sekarang naturalisasi bablas, orang pemain umur 38 tahun dinaturalisasi. Buat apa, kan ngawur namanya," kata dia.
Saat ini ada beberapa pemain naturalisasi yang berusia di atas 30 tahun yang bermain timnas Indonesia. Mereka yakni Alberto Beto Goncalves yang telah berumur 38 tahun dan Victor Igbonefo berusia 33 tahun. Pemain lainnya yaitu Greg Nwokolo (33 tahun) dan Osas Saha (32 tahun). Pada September lalu, kembali dilakukan naturalisasi kepada pemain Persebaya Surabaya, yakni Otavio Dutra. Pesepakbola asal Brasil ini menjadi warga negara Indonesia pada usia 34 tahun.
IRSYAN HASYIM