Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Liga Indonesia

Nova Arianto Ungkap Klub Liga 1 Banyak yang Buat Tim Dadakan untuk Elite Pro Academy

Nova Arianto mengatakan hanya segelintir klub Liga 1 yang sekarang memiliki akademi sepak bola berjenjang.

22 Februari 2024 | 19.19 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pelatih Timnas Indonesia U-16, Nova Arianto saat sesi wawancara dengan Tempo di Hotel Sultan, Jakarta, Senin, 19 Februari 2024. Ia juga pernah menjabat sebagai pelatih Bhayangkara FC U-21 dan Lampung Sakti FC. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pelatih timnas U-16 Indonesia Nova Arianto menilai klub Liga 1 belum serius membangun akademi sepak bola berkelanjutan. Ia mengungkapkan saat ini banyak yang membentuk tim dadakan untuk berpartisipasi di Elite Pro Academy (EPA).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Ada beberapa tim yang menyiapkan pemainnya saat turnamen akan berjalan. Misalnya Elite Pro Academy (EPA) baru akan bermain Desember, mereka baru menyiapkan bulan November atau Oktober. Menurut saya ini tidak akan maksimal," ujar dia dalam wawancara bersama Tempo di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Senin, 19 Februari 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nova menilai hal tersebut menjadi salah satu kekurangan dalam pengembangan pemain muda di Tanah Air. Kebiasaan ini, kata pelatih berusia 45 tahun itu, dapat berdampak buruk pada ekosistem sepak bola Indonesia ke depan.

PSSI memang memiliki regulasi yang mewajibkan seluruh klub Liga 1 memiliki tim muda untuk berkompetisi di ajang EPA. Kompetisi usia muda yang bergulir sejak 2018 ini memiliki beberapa kategori umur, mulai U-14, U-16, U-18, dan U-20. Namun, pada EPA musim ini, hanya ada tiga kompetisi yang digelar, yakni untuk kelompok umur U-16, U-18, dan U-20. Setiap kategori diikuti 18 tim yang berasal dari Liga 1.

Meski mayoritas klub membentuk tim ala kadarnya, Nova mengungkapkan ada beberapa klub yang benar-benar memiliki akademi berkualitas dan berjenjang, seperti Persija Jakarta, Persis Solo, dan PSIS Semarang. "Ada beberapa tim yang punya akademi sangat baik, seperti Persija. Persis dan PSIS juga akademinya berjalan."

"Sekali lagi, itu (akademi berjenjang) itu akan sangat baik karena pemain akan lebih tertata dalam berlatih, berkompetisi, dan asupan makanannya juga bisa lebih baik," kata dia menambahkan. "Tetapi kalau klub-klub yang hanya menyiapkan tim satu bulan, tidak akan maksimal dan saya pikir itu akan sangat tidak baik."

Nova menyayangkan sedikitnya klub Liga 1 yang serius mengembangkan akademi sepak bola pemain muda. Padahal, dari segi kompetisi, sejatinya format yang dijalankan EPA saat ini sudah lebih baik dari sebelumnya. "Mereka main Sabtu, lalu main lagi Minggu. Mereka juga pindah ke kota-kota lain, seperti tim seniornya. Walaupun secara biaya lebih besar, tapi saya yakin kalau pemain bisa main seperti idealnya kompetisi, itu akan baik untuk pemain mendapatkan jam terbang."

Pilihan Editor: Latih Timnas U-16, Nova Arianto Ingin Gabungkan Filosofi Shin Tae-yong dan Filanesia

Randy Fauzi Febriansyah

Randy Fauzi Febriansyah

Jurnalis olahraga Tempo

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus