Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Liga Lainnya

Pendukung Maroko Bentrok dengan Polisi di Brussel setelah Timnya Kalah dari Prancis di Piala Dunia 2022

Para suporter Maroko melemparkan kembang api dan benda-benda lainnya ke barisan polisi setelah timnya gagal ke final Piala Dunia 2022.

15 Desember 2022 | 10.17 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Polisi menangkap seorang pria saat pecah kericuhan usai pertandingan Sepak Bola Piala Dunia FIFA 2022 Prancis vs Maroko di Brussel, Belgia, Rabu, 14 Desember 2022. Pendukung Maroko harus menelan kekecewaan setelah tim kuda hitam tersebut gagal membawa kemenangan historis mereka hingga ke final. REUTERS/Johanna Geron

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sekitar 100 penggemar sepak bola, beberapa di antaranya terbungkus bendera Maroko, terlibat bentrok dengan polisi di pusat kota Brussels, Belgia, pada Kamis dini hari, 15 Desember 2022. Bentrokan terjadi setelah timnas Maroko kalah 0-2 dari juara bertahan Prancis di semifinal Piala Dunia 2022 Qatar. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kantor berita Reuters melaporkan, para suporter yang berkumpul di dekat stasiun Brussels South, melemparkan kembang api dan benda-benda lainnya ke barisan polisi yang mengenakan perlengkapan antihuru-hara. Mereka membakar beberapa kantong sampah dan kotak kardus. Polisi membalasnya dengan meriam air dan gas air mata.

Wartawan Reuters melihat polisi menahan beberapa suporter tetapi mengatakan bentrokan itu singkat dan tidak menyebabkan kerusakan serius.

Pada saat bersamaan, kegembiraan pecah di Champs-Elysees di pusat kota Paris setelah timnas Prancis mencapai final Piala Dunia untuk kedua kalinya berturut-turut. Para pendukung Prancis mengibarkan bendera tiga warna dan melepaskan suar untuk merayakan kemenangan atas Maroko.

Sekitar 10 ribu personel polisi dikerahkan di seluruh Prancis untuk memastikan tidak terjadi bentrokan saat suporter menyaksikan mengingat potensi ketegangan antara pendukung Prancis dan mereka yang mendukung bekas koloninya di Afrika Utara itu.

Terjadi sedikit ketegangan saat pendukung memadati ujung jalan menuju Arc de Triomphe dalam suasana berapi-api. Namun sebagian besar pendukung Maroko menerima kekalahan itu.

"Kami berada di final. Kami berada di final," teriak ratusan pendukung Prancis saat para pengemudi membunyikan klakson dan polisi anti huru-hara mengintai di dalam mobil yang berbaris di area tersebut.

"Sungguh menyenangkan melawan Argentina di final," kata Sylvain Badin, 24 tahun, kepada AFP sambil memegangi bendera Prancis. "Saya datang untuk berbagi momen kegembiraan.”

Lusinan suporter Maroko juga beraksi selama pertandingan. Mereka mengenakan bendera nasional dan mengikuti pertandingan di telepon seluler mereka.

"Kami kalah tapi ini hanya sepak bola dan kami membuat sejarah dengan mencapai semifinal. Kami bangga dengan negara kami dan bahagia untuk Prancis," kata Kamal Seddiki, seorang pelajar Maroko berusia 22 tahun.

Polisi antihuru-hara bergerak untuk membubarkan sekelompok penggemar yang menyalakan kembang api di sekitar Arc de Triomphe. Di selatan kota Nice, tong sampah dibakar setelah pertandingan di mana ribuan orang berkumpul di pusat kota. Di Lyon, polisi juga menggunakan gas air mata saat suporter mulai melepaskan petasan di pusat Place Bellecour.

REUTERS

Sapto Yunus

Sapto Yunus

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus