Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Medan - Somasi yang dilayangkan mantan ketua eksekutif atau CEO PSMS Medan, Syukri Wardi, membuat para legenda PSMS angkat bicara. Mereka mengungkapkan kekecewaan terhadap persoalan legalitas yang dialami PSMS saat ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Nobon Kayaban, mantan pemain PSMS era 1960-an, menuding ada pihak yang tidak senang dengan posisi PSMS saat ini.
"Kenapa enggak dari Liga 2 dulu disomasi? Kenapa baru sekarang saat PSMS di Liga 1 dan memiliki banyak sponsor?" kata Nobon di Medan, Selasa, 3 April 2018.
Nobon curiga ada niatan yang tidak baik dari pihak tertentu. Apalagi PSMS bukanlah tim baru. Namun sudah berdiri sejak 1950 dan telah memiliki sejarah dalam ajang persepakbolaan Indonesia.
Hal senada diungkapkan legenda PSMS lain, Tumsila. Menurutnya, PSMS selayaknya diberikan dukungan dalam mengarungi Liga 1. "Kita sedih dengan keadaan ini. Maunya perjuangan ini didukung, bukan malah diributi," ujar mantan pemain PSMS berjuluk kepala emas tersebut.
PT Kinantan Indonesia, sebagai pihak yang mewadahi PSMS, saat ini tengah disomasi mantan CEO PSMS era Indonesia Premier League, Syukri Wardi. Ia menyatakan nama dan logo PSMS telah diklaimnya pada 2016, tapi ditolak Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Selanjutnya, Syukri mengajukan banding dan memenangi gugatan pada 2017. Adapun somasi dilayangkan pada 24 Maret lalu. Akibat somasi tersebut, DJ Sport selaku sponsor apparel PSMS telah mengundurkan diri.
Manajemen PSMS mengatakan akan bertanggung jawab atas permasalahan yang sedang dihadapi. "Yang mereka somasi berupa klub, sekolah, dan jersey. Manajemen PSMS akan bertanggung jawab agar para sponsor tidak takut dan undur diri karena juga menjadi korban," kata Ketua Bidang Hukum PSMS Danial Syah.
IIL ASKAR MONDZA