Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketika membahas Piala Dunia sebagai panggung bagi para pemain hebat, nama Ronaldinho tak boleh dilupakan. Pemain Brasil yang baru pensiun itu punya cerita manis dan getir di turnamen terakbar sepak bola dunia itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ronaldinho, 37 tahun, memiliki torehan luar biasa dalam 20 kariernya. Dari 13 trofi yang dia kumpulkan, salah satunya adalah dari Piala Dunia 2002.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam Piala Dunia itu Ronaldinho dianggap sebagai bagian dari trio hebat Brasil bersama Ronaldo dan Rivaldo (disebut 3R). Kecemerlangannya memuncak saat melawan Inggris di babak perempat final, pada 21 Juni.
Ronaldinho menjadi bintang lapangan di laga itu. Ia memberi assist untuk Rivaldo saat Brasil menyamakan kedudukan. Ia juga mencetak gol penentu kemenangan lewat tendangan bebas yang masih dianggap salah satu yang terbaik hingga kini.
Tapi, kecemerlangan itu tak sempurna. Ia juga mendapat kartu merah di ujung laga. Ronaldinho tak tampil di semifinal, meski kemudian ikut bermain saat Brasil merebut gelar kelimanya dengan mengalahkan Jerman 2-0 di laga final.Ronaldinho. Action Images/Paul Childs via Ruters
Kehebatan Ronaldinho berakhir di Piala Dunia itu. Ia tampil mengecewakan di Piala Dunia 2006. Dalam kesempatan itu, Ia menjadi bagian dari "kuartet magis Brasil", bersama Kaka, Ronaldo, dan Adriano. Suporter pun berharap banjir gol saat empat pemain hebat itu berlaga.
Brasil ternyata tampil tak sesuai harapan di babak penyisihan: hanya mencetak enam gol dalam lima laga. Ronaldinho sendiri hanya bisa memberi satu assist. Brasil, yang dianggap menunjukkan tampilan terburuknya dalam sejarah Piala Dunia, akhirnya tersingkir di perempat final.
Masyarakat Brasil kecewa. Ronaldinho dikritik. Patungnya di Chapeco, Brasil, juga dirusak. Patung itu didirikan dua tahun sebelumnya saat Sang Pemain terpilih sebagai pemain terbaik dunia.
Ronaldinho, yang dalam kariernya pernah memperkuat Barcelona, AC Milan, dan PSG, kemudian tak terpilih dalam skuad Piala Dunia 2010 dan 2014. Ada pro dan kontra soal tak terpilihnya dia.Ronaldinho. AP/Rodrigo Abd
Yang terjadi pada Ronaldinho menjadi warna keunikan Piala Dunia. Kompetisi ini kerap jadi panggung bagi kemunculan bintang-bintang baru. Tapi, bagi pemain yang sudah meraih nama besar di klub Piala Dunia juga kadang menjadi mimpi buruk yang panjang.
Namun, setidaknya Ronaldinho layak menyebut Piala Dunia dengan senyum. Ia berhasil meraih satu gelar juara dari pentas akbar itu. Itu peruntungan yang luar biasa.
Bintang besar sepak bola lainnya, Lionel Messi, hingga kini kerap dikritik karena belum mampu mengantar Argentina menjadi juara. Untungnya, Messi masih punya peluang untuk menebus kegagalan itu dan menyamai prestasi Ronaldinho, saat Piala Dunia 2018 digelar di Rusia mulai 14 Juni menatang.
FIFA