Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Liga Inggris

Rooney Bikin Mourinho Pusing, Kasusnya Dilematis Mirip Joe Hart

Kondisi terkini Wayne Rooney di Manchester United membuat Jose pelatih Mourinho pusing.

17 Juni 2017 | 11.23 WIB

Penyerang Manchester United Wayne Rooney, membobol gawang Reading yang dikawal Al Habsi pada pertandingan Piala FA di Old Trafford, 7 Januari 2017. AP/Rui Vieira
Perbesar
Penyerang Manchester United Wayne Rooney, membobol gawang Reading yang dikawal Al Habsi pada pertandingan Piala FA di Old Trafford, 7 Januari 2017. AP/Rui Vieira

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Wayne Rooney adalah pemain termahal di Manchester United. Dalam klausul kontraknya disebutkan, hanya dia seorang yang boleh digaji super mahal. Walhasil, kalau klub itu mendatangkan pemain dengan gaji yang berada di atasnya, otomatis gajinya naik. Pokoknya, tak boleh ada pemain yang gajinya lebih besar daripada dia.

Semestinya Rooney bangga akan hal itu. Tapi kini tidak lagi. Menurunnya performa pemain yang mulai bermain di Old Trafford pada 2004 itu membuatnya susah.

Rooney, yang tak lagi reguler dimainkan, malah menjadi beban bagi klubnya. Hingga kontraknya selesai pada tahun depan, klubnya harus mengeluarkan uang sebanyak 15,6 juta pound sterling atau sekitar Rp 256 miliar!

Persoalan menjadi kian pelik bagi klub berjulukan Setan Merah itu. Harga mahal Rooney akan sulit dijangkau klub lain. Terlebih kemampuannya sudah menurun.

Sebenarnya, Wakil CEO Manchester United, Ed Woodward, pada tahun lalu mengaku telah mendapat solusi bagi klub itu untuk menjual pemain yang tak lagi terpakai: jual saja ke Liga Super Cina. Beberapa klub di sana mau membeli pemain dengan harga mahal.

Woodward tak sembarang bicara. Liga Super Cina memang jadi tempat pembuangan pemain dari klub Eropa. Chelsea adalah contohnya. Mereka berhasil membuang tiga pemainnya, yakni Oscar, Ramires, dan John Obi Mikel. Harga mereka pun gurih punya. Oscar, misalnya, dibeli Shanghai SIPG dengan harga 60 juta pound.

Ucapan Woodward sepertinya mudah diwujudkan. Maret lalu, Rooney dikabarkan telah setuju pergi ke Cina untuk bergabung dengan klub Tianjin. Bahkan kala itu Jose Mourinho sesumbar bahwa dalam beberapa hari ke depan dia tidak bisa menjamin apakah kapten Setan Merah itu masih ada di Old Trafford. “Saya tidak tahu soal itu,” katanya.

Namun ternyata rencana transfer itu gagal. Rooney pun tetap berseragam merah-putih khas United. “Saya berkomitmen tetap berada di sini dan akan berjuang untuk mendapatkan posisi saya kembali,” kata Rooney beberapa saat setelah kabar itu terbukti tidak benar.

Kesulitan juga dialami klub tetangganya, Manchester City, saat hendak menjual Joe Hart sang kiper. Pep Guardiola, yang terang-terangan menyatakan tak cocok dengan gaya bermain kiper timnas Inggris itu, tak mau memakainya. Dia pun membeli Carlos Bravo dari Barcelona.

Walhasil, Hart harus pergi. Namun, karena harganya yang mahal, tak mudah bagi City untuk menjualnya. Akhirnya Manchester City memutuskan meminjamkannya ke klub asal Italia, Torino.

Peminjaman ini jelas di luar kebiasaan bisnis sepak bola. Torino hanya perlu menggaji Hart 1 juta pound dalam semusim. Padahal, di Etihad, City mengeluarkan uang 6 juta pound untuk Hart.

Jelas Manchester City tekor. Meski begitu, dengan keputusan tersebut, pengeluaran klub itu pun berkurang. Kini, haruskah Manchester United menempuh jalan sama untuk mengatasi masalah Rooney?

TELEGRAPH | THE SUN | FFT | IRFAN B

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nurdin Saleh

Nurdin Saleh

Bergabung dengan Tempo sejak 2000. Kini bertugas di Desk Jeda, menulis soal isu-isu olahraga dan gaya hidup. Pernah menjadi juri untuk penghargaan pemain sepak bola terbaik dunia Ballon d'Or.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus