Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komite Eksekutif atau Exco PSSI Ahmad Riyadh mengatakan bahwa panitia pelaksana atau Panpel pertandingan Arema FC mengaku menjual 42 ribu tiket pertandingan saat laga melawan Persebaya Surabaya pada Sabtu, 1 Oktober 2022. Padahal, kapasitas maksimal Stadion Kanjuruhan disebut-sebut mencapai 45 ribu penonton.
Menurut Ahmad, kepolisian sudah mengimbau agar Panpel Arema FC hanya menjual tiket maksimal 75 persen dari jumlah total kapasitas stadion. Namun, ketika imbauan itu keluar, tiket terlanjur ludes dibeli penonton. "Pada akhirnya, berdasarkan hasil rapat, jumlah personel keamanan yang ditambah," kata Ahmad dalam konferensi pers yang diikuti secara virtual dari Jakarta, Selasa, 4 Oktober 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sementara Ketua Komite Disiplin atau Komdis PSSI Erwin Tobing mengatakan jumlah penonton yang hadir di Stadion Kanjuruhan di laga Liga 1 antara Arema FC vs Persebaya Surabaya tidak jelas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Tribun penonton di Kanjuruhan belum single seat (kursi tunggal) sehingga tidak terukur. Inilah yang membuat ada pihak yang mengatakan 40 ribu atau 45 ribu orang di sana," kata Erwin.
Menurut purnawirawan polisi berpangkat akhir Inspektur Jenderal tersebut, ketidakjelasan itu yang membuat Komdis PSSI tidak bisa memastikan apakah kapasitas Stadion Kanjuruhan melebihi batas atau tidak saat terjadi tragedi Kanjuruhan.
Komdis PSSI lantas menyalahkan Panpel Arema FC atas kesimpangsiuran data penonton tersebut. Meski begitu, Erwin memberikan masukan agar ke depan stadion-stadion di Indonesia menggunakan kursi tunggal dan pendataan tiket yang akurat.
Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 125 orang di dalam stadion terjadi usai kekalahan Arema FC dari Persebaya di Liga 1. Pendukung tuan rumah lantas masuk ke lapangan yang membuat aparat keamanan melepaskan tembakan gas air mata. Bukan cuma ke lapangan, gas air mata tersebut juga ditembakkan ke tribun.
Akibatnya, puluhan ribu suporter di stadion panik dan berusaha mencari jalan keluar lantaran mereka kesulitan untuk bernapas. Akibat insiden itu ratusan penonton meninggal dan mengalami luka-luka.
PSSI sudah menjatuhkan hukuman kepada Arema FC akibat peristiwa tersebut. Arema FC terkena sanksi larangan menghadirkan penonton di stadion jika bertindak sebagai tuan rumah sampai Liga 1 Indonesia musim 2022-2023 selesai. Kandang Arema FC hingga akhir musim pun bukan lagi di Stadion Kanjuruhan, Malang, tetapi pindah ke tempat yang jaraknya minimal 250 kilometer dari markas semula.
Komdis PSSI juga menjatuhkan hukuman berat kepada Ketua Panitia Pelaksana Arema FC Abdul Haris dan Petugas Keamanan (Security Officer) Arema FC Suko Sutrisno. Keduanya tidak dapat beraktivitas di lingkungan sepak bola selama seumur hidup.