Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Diplomat asing biasanya suka mengenakan jas dan dasi. Tapi Duta Besar Swiss Heinz Walker-Nederkoorn memilih batik sebagai kemeja favorit. Di hampir setiap acara formal ataupun nonformal, dia tampil memakai batik. ”Daripada memakai setelan jas berwarna hitam yang membosankan, saya lebih suka kemeja batik,” kata Nederkoorn kepada Tempo di kantornya pekan lalu.
Nederkoorn pun paham seluk-beluk batik tulis. Dia dengan fasih menjelaskan asal-usul batik, proses dan teknik pembuatannya, bahkan perbedaan motif, warna, dan filosofi antara batik Solo dan Yogyakarta atau batik pesisiran dan keratonan. ”Saya penasaran dengan batik. Jadi saya banyak belajar,” kata Nederkoorn, yang sore itu memakai kemeja batik cokelat lengan panjang.
Saat tinggal selama dua minggu di Yogyakarta untuk belajar bahasa, dia belajar pula soal batik. Toh, dia merasa banyak hal soal batik yang belum diketahui. Nederkoorn amat mengagumi batik tulis, yang menurut dia dibuat dengan kerumitan tingkat tinggi. ”Saya tahu bahwa batik tulis yang saya pakai ini dibuat seseorang yang tidak saya kenal, tapi dia membuatnya dengan penuh dedikasi,” ujarnya. Pak Nederkoorn bisa merangkap jadi duta batik, nih.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo