Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Bekas Kepala Staf SD Meninggal

Mayor Jenderal Bambang Sugeng, bekas Kepala Staf Angkatan Darat 1952-1955, Panglima Komando Jawa Tengah 1949-1950, kas divisi gunung jati, tiga kali duta besar, meninggal dunia 22 juni.

2 Juli 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TAHUN 1945. Bambang Sugeng yang lahir di Tegalrejo. Magelang. berpangkat kolonel. Tahun 1952-1955 menjabat Kepala Staf Angkatan Darat RI. Purnawirawan AD dengan pangkat mayor jenderal ini tanggal 22 Juni lalu meninggal dunia, setelah beberapa lama mengidap penyakit kanker. Dari RS Fatmawati (almarhum tak mau berobat di RS Gatot Subroto) jasad almarhum dibawa ke Markas besar AD. Jalan Merdeka Utara. Tamat AMS dan pernah duduk di Recht Hogeschool Jakarta. semasa pendudukan Jepang Bambang Sugeng jadi daidantjo Gombong. Naik jadi Kepala Staf AD setelah peristiwa 17 Oktober. Bambang Sugeng pernah mengadakan rapat semua perwira AD Yogya untuk melicinkan situasi. Ucapannya yang terkenal waktu itu: "Saya ini cuma sebagai nomor saja". Di akhir hayatnya. Bambang Sugeng, ayah dari 6 anak tidak kaya. Biarpun dia telah tiga kali jadi duta besar (Vatikan Jepang dan yang terakhir 1964-1967 Brazilia) dan memiliki 10 buah tanda jasa. Rumahnya di Kebayoran kecil dan sederhana sekali. Dia memang memiliki sebidang kebun panili di Temanggung, tapi itu dari orangtuanya, Mas Slamet. Kabarnya almarhum cuma mendapat pensiun Rp 8.000 sebulan. Dua tahun yang lalu, secara tiba-tiba Bambang Sugeng minta kepada Pendeta di gereja Effata Kebayoran, untuk sekaligus dibaptis dan sidi. Lahir sebagai Islam, sebelumnya Bambang Sugeng rajin mengantar sang isteri yang sudah jadi Kristen terlebih dahulu. Ketika berbaring di rumah sakit, dia malah minta jenazahnya nanti dibaringkan di gereja saja. "Rumah saya terlalu kecil. Lalu terbangkan saya langsung ke Temanggung", demikian dia berharap. Tapi Bambang Sugeng (yang pernah menjabat antara lain Kas Divisi Gunung Jati, Panglima Komando Jawa Tengah, 1949-1950) tidak bisa menolak rawatan terakhir dari rekan-rekannya Angkatan Darat. Dengan upacara kemiliteran, Bamhang Sugeng dibaringkan di Temanggung, kota kecil yang diharapkan akan menerima jasadnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus