BARANGKALI inilah pesta perkawinan di awal 1985 yang paling banyak dihadiri pejabat tinggi. Hampir semua anggota Kabinet Pembangunan IV, kecuali Menhankam Poniman, dan Pangab Benny Moerdani, terlihat berbaur di tengah sekitar 2.000 undangan yang memadati gedung Manggala Wanabhakti, Jakarta, Sabtu malam lalu. Siapakah orang penting yang punya hajat itu? Dialah Dirjen Pajak Salamun A.T., 56, pejabat yang belakangan ini sering muncul di surat kabar, majalah, dan TVRI, menjelaskan kebijaksanaan perpajakan baru kepada masyarakat. Sehari sebelum resepsi, Salamun menjadi wali untuk putrinya, Rubyanti, yang berjodoh dengan Didy Djatmiko. Bertindak sebagai saksi pernikahan, Mensesneg Sudharmono dan Menko Ekuin Ali Wardhana. Perkenalan kedua mempelai ini agak unik. Suatu hari, lima tahun silam, Didy melihat-lihat kaca mata di sebuah toko di Pasar Blok M. Secara tak sengaja pandangannya beradu dengan Ruby. "Ini dia orang yang kucari," gumam Didy, putra sulung Mendiang Brigjen Dicky Djatmiko, mengomentari adlk kelasnya di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia itu. Didy, 28, tamat tahun 1982, dan sekarang bekerja di Bank Indonesia. Sedangkan Ruby, dua tahun lebih muda, tinggal menunggu ujian sarananya. Karena perkawinan ini merupakan acara mantu pertama bagi Salamun, tak heran bila semarak. Salamun, misalnya, mendatangkan rombongan penari jaipongan Mayang Bhinekas dari Bandung untuk menghibur tamu-tamunya. Mengapa jaipongan ? Tuan rumah 'kan orang Sunda-Salamun dari Cirebon, sedangkan istrinya dari Sukabumi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini