Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Manajer Pengelola Gedung Cyber 1 Dwi Anggodo heran karena ada dua teknisi tewas terjebak dalam kebakaran di gedung tersebut pada Kamis siang. Sebab, menurut Dwi, sistem peringatan kebakaran Gedung Cyber 1 berfungsi normal saat kejadian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Kami kemarin keluar karena alarm. Terutama gedung pengelola data seperti ini, itu safety-nya lebih ketat lagi keamanannya," ujar Dwi saat dihubungi, Jumat, 3 Desember 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dwi menjelaskan seluruh penghuni gedung keluar saat alarm berbunyi, kecuali dua teknisi tersebut yang pada saat kejadian berada di lantai dua, tempat terjadinya kebakaran. Dwi menduga keduanya seharusnya paling mengetahui penyebab kebakaran itu.
"Mereka di lantai dua, di lokasi kebakaran, berarti dia yang paling mengetahui terjadinya insiden itu," kata Dwi. "Mungkin mereka bingung mereka gak sadar ada alarm atau apa. Mungkin seperti itu."
Kebakaran Gedung Cyber 1 terjadi Kamis siang sekitar pukul 12.34. Saat itu gedung sedang ramai oleh pegawai dan pengunjung.
Petugas pemadam kebakaran saat berusaha memadamkan api yang membakar Gedung Cyber 1 di Mampang, Jakarta, Kamis, 2 Desember 2021. Kebakaran yang diduga akibat korsleting listrik mengakibatkan satu orang tewas dalam kejadian tersebut. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Kedua korban tewas akibat kebakaran Gedung Cyber 1, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan merupakan dua siswa SMK Taruna Bhakti, Kota Depok. Keduanya sedang menjalani praktik kerja lapangan (PKL) di sana sebagai salah satu syarat lulus dari sekolah tersebut.
Melalui akun Instagramnya, @smktarunabhakti.depok, pihak sekolah menyampaikan ucapan belasungkawa untuk kedua korban. "Innalillahi wa Inna ilaihi roji'un, telah berpulang ke Rahmatullah sahabat, saudara kita semua Seto Fachrudin dan M Redzuan Khadafi Kelas XII TKJ 2," tulis postingan tersebut seperti dilihat Tempo, Jumat, 3 Desember 2021.
Seto merupakan warga Depok yang tinggal di Kelurahan Curug, Kecamatan Cimanggis. Sementara Redzuan tinggal di Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Cimanggis. Keduanya tewas diduga karena menghirup banyak asap.
Seto meninggal lebih dulu di lokasi kebakaran Gedung Cyber 1, sedangkan Redzuan sempat dilarikan ke RSUD Mampang Prapatan tapi nyawanya tidak tertolong.
Baca juga: 4 Fakta Kebakaran Gedung Cyber 1: Siswa PKL jadi Korban, Layanan 112 Lumpuh