Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Menelusuri Sejarah Depok ke Belanda

Sejarah Kota Depok yang saat ini tercatat dinilai belum lengkap karena ada mata rantai yang terputus.

27 Februari 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kantor Gemeente Bestuur (1880) di Jalan Pemuda, Kota Depok, yang sekarang menjadi Rumah Sakit Harapan Depok.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DEPOK - Pemerintah Kota Depok berencana menelusuri kembali sejarah terbentuknya Depok. Riwayat yang saat ini sudah tercatat dan sering dibacakan pada perayaan hari jadi Kota Depok dinilai belum lengkap karena ada mata rantai yang terputus. "Sejarah Depok perlu dilengkapi," kata Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kota Depok Siti Chaerijah, kemarin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Siti, upaya untuk melengkapi sejarah kota itu dapat dilakukan dengan kajian literatur. Namun literatur yang tersimpan di Indonesia sangat terbatas. Sebab, sebagian besar arsip sejarah masa kolonial telah diboyong tentara Belanda ke negaranya. "Setelah kalah dalam Perang Dunia II, Belanda membawa seluruh arsip sejarah Depok dan Bogor yang asli," ujarnya. "Jadi, kalau mau menelusuri arsip sejarah, maka harus ke Belanda."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Atas dasar itu, Siti mengusulkan agar dilakukan penelusuran arsip-arsip sejarah tersebut ke Belanda. Usul itu disampaikan dalam Forum Rencana Kerja Kota Depok Tahun 2020-2021 yang digelar di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Depok, Selasa lalu.

Siti menilai usul itu tidak berlebihan, apalagi Kabupaten Bogor sudah lebih dulu melakukannya. "Kabupaten Bogor menelusuri arsip sejarahnya sampai ke Belanda. Kami pun ingin melakukan hal yang sama," ucapnya.

Sekretaris Komisi D DPRD Kota Depok Suparyono juga meyakini sejarah Depok yang tercatat saat ini belum lengkap. Karena itu diperlukan upaya untuk meluruskan fakta-fakta sejarah tentang keberadaan Depok. "Jadi, sekarang itu masih ada yang hilang," katanya. "Saya pikir ini penting, ya, buat Kota Depok biar sejarah lengkap."

Menurut Suparyono, karena gagasan ini baru diusulkan, belum ada anggaran yang dialokasikan untuk menelusuri arsip-arsip sejarah tersebut. Tidak tertutup kemungkinan penelusuran literatur itu dibarengi dengan kunjungan kerja anggota DPRD ke luar negeri pada 2021. "Saya bilang, kalau misalkan Dinas ingin memanfaatkan itu, saya kira kan bisa sekalian," ujarnya.

Ketua Depok Heritage Community Ratu Farah Diba menyambut baik rencana penelusuran arsip sejarah Depok ke Negeri Kincir Angin. Ia berharap arsip-arsip di Belanda bisa menjadi acuan untuk melengkapi sejarah Depok. "Ketika dokumen-dokumen atau arsip tersebut sudah dimiliki, tentunya juga akan membantu Tim Ahli Cagar Budaya dalam menyusun rekomendasi, juga sebagai bahan literasi bagi masyarakat," kata Farah.

Farah mengatakan sudah mendengar rencana pemerintah menelusuri sejarah Depok ke Belanda. Namun ia belum menanggapi serius karena alokasi anggaran untuk kegiatan itu belum ada. "Tim penyusun dan penelusur juga belum terbentuk karena memang belum ada anggarannya," kata dia. ADE RIDWAN YANDWIPUTRA | SUSENO

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus