Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Satuan Polisi Pamong Praja DKI Jakarta, Arifin, mengatakan ada pergeseran lokasi penyandang masalah kesejahteraan sosial di Ibu Kota, selama masa pembatasan sosial berskala besar atau PSBB.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Selama ini para gelandangan dan pengemis (Gepeng) banyak tersebar di tempat keramaian seperti pertokoan hingga rumah ibadah untuk mendapatkan kebaikan orang. Namun, karena aktivitas di tempat keramaian dihentikan sementara selama masa pembatasan sosial, mereka pun bergeser ke jalan-jalan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Padahal dari dulu mereka tersebar di mana-mana. Sekarang muncul di pinggir jalan berharap dapat bantuan seperti sembako dan uang," kata Arifin saat dihubungi, Ahad, 26 April 2020.
Pada Sabtu kemarin, kata Arifin, Satpol PP menjaring 76 tunawisma yang mengemis dan menggelandang. Sebanyak 55 orang di antaranya terjaring di trotoar kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat dan 21 orang lainnya di kawasan Jakarta Selatan.
"Mereka cuma duduk-duduk di jalan atau trotoar berharap dapat bantuan dari warga," ujarnya. "Yang terjaring kemarin sekarang ditampung di GOR Tanah Abang."
Arifin mengatakan bakal terus mengerahkan anak buahnya untuk merazia para tunawisma yang berada di jalan selama masa PSBB. Salah satu titik yang terpantau banyak berkumpul tunawisma selama masa pembatasan dan Ramadan ini berada di kawasan Karet Bivak dan Pejompongan.
"Seluruh petugas di wilayah juga sudah mulai rutin merazia PMKS. Sekarang kami masih kumpulkan data dari berbagai wilayah yang sudah menggelar razia," ucapnya.