Samuel Fury Childs Daly, sejarawan militer dari Universitas Chicago, Amerika Serikat, menyebut pemerintahan yang dijalankan oleh militer sebagai sistem pemerintahan militerisme. Dalam sistem ini, tujuan militer bercampur dengan politik, dan ide serta aturan militer menjadi aturan bagi semua orang di negara tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di beberapa tempat, seperti sejumlah negara di Afrika dan Myanmar, kekuasaan dijalankan oleh junta militer yang menjalankan sistem pemerintahan militerisme. Sebuah studi berjudul Military Rule yang terbit di jurnal Annual Review of Political Science (2014) menyebut bahwa junta militer berbeda dengan diktator militer. Junta militer terdiri dari sekelompok perwira tingkat tinggi yang menguasai pemerintahan.
Menggunakan data penelitian yang dilakukan Samuel Fury Childs Daly, serta riset mandiri, Tempo mencatat setidaknya ada tujuh negara yang saat ini diperintah oleh rezim junta militer, antara lain:
- Burkina Faso
- Gabon
- Guinea
- Mali
- Niger
- Sudan
- Myanmar
Samuel menyebut bahwa ada dua faktor yang menyebabkan militerisme muncul, terutama di negara-negara Afrika. Pertama, akibat campur tangan pihak luar, dan yang kedua akibat lemahnya kondisi domestik akibat kemiskinan dan korupsi yang membuat orang-orang kecewa dengan demokrasi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun, kehadiran militerisme rupanya tidak serta merta membawa kesejahteraan dan kepastian hukum yang lebih baik. Jika dibandingkan dengan Indonesia, tujuh negara di atas mengalami ketertinggalan di beberapa aspek pembangunan, seperti indeks pembangunan manusia (HDI) dan indeks kebahagiaan masyarakat.
Kekuasaan militer pun tidak lantas membuat lingkungan yang korup menjadi lebih bersih. Hanya Burkina Faso, negara junta militer, yang tercatat memiliki peringkat Indeks Persepsi Korupsi yang lebih baik dibanding Indonesia, yakni pada peringkat 82 dengan skor 41.
Meski demikian, kegagalan pembangunan serta maraknya korupsi di negara-negara tersebut tidak secara otomatis disebabkan oleh rezim militer yang berkuasa. Melainkan juga akibat permasalahan yang mengakar sejak lama.

Faisal Javier