Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Investigasi yang dilakukan Financial Times menemukan bahwa Snapchat, Facebook, Twitter, dan YouTube kehilangan sekitar US$ 9,85 miliar (Rp 140 triliun) pendapatan menyusul perubahan Apple pada praktik privasinya. Tahun lalu, Apple mengumumkan kebijakan Transparansi Pelacakan Aplikasi (ATT) yang mengharuskan aplikasi meminta izin untuk melacak data pengguna, berlaku mulai April 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Facebook—sekarang rebranding menjadi Meta—secara khusus mengkritik langkah tersebut dengan iklan surat kabar satu halaman penuh. Terlihat para pemimpin perusahaan sangat frustrasi dengan adanya kebijakan Apple tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Facebook kehilangan uang paling banyak ‘secara absolut’ jika dibandingkan dengan platform media sosial lain karena ukurannya yang sangat besar,” tertulis dalam laporan investigasi itu, Minggu, 31 Oktober 2021.
Sementara itu, Snapchat bernasib terburuk secara persentase dari bisnisnya. Pasalnya, iklannya terutama terkait dengan smartphone, tidak memiliki versi desktop.
Konsultan dari Advertising Technology atau Adtech Eric Seufer, menerangkan, beberapa platform yang paling terkena dampak—terutama Meta—harus membangun kembali mesin mereka dari awal sebagai akibat dari kebijakan ATT Apple. Seufer yakin butuh setidaknya satu tahun untuk membangun infrastruktur baru.
“Alat dan kerangka kerja baru perlu dikembangkan dari awal dan diuji secara ekstensif sebelum diterapkan ke banyak pengguna,” ujar dia sambil menambahkan kebijakan baru Apple akan memaksa platform sosial dan aplikasi lain untuk menjadi lebih kreatif dengan iklan mereka.
THE VERGE | FINANCIAL TIMES