Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Presiden AS Donald Trump akan meluncurkan aplikasi media menyerupai Twitter, Truth Social. Aplikasi ini akan diluncurkan pada Februari mendatang dan masih dalam tahap pre-order. Seperti apa sebenarnya aplikasi Truth Social besutan Trump ini?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Berdasarkan tangkapan layar di daftar App Store, aplikasi yang akan dirilis di perangkat iOS ini sangat mirip dengan Twitter. Halaman profil yang ditampilkan terlihat hampir persis dan unggahannya seperti memiliki ikon untuk membalas, membagikan ulang unggahan, favorit, dan berbagi. Bahkan penempatan menunya juga mirip, seperti home, cari, notifikasi, serta pesan. Trump sepertinya bukan hanya ingin menyaingi Twitter, tetapi juga menirunya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Reuters melaporkan aplikasi Truth Social akan dibuat melalui perusahaan baru yang dibentuk dari penggabungan Trump Media and Technology Group dan perusahaan akuisisi khusus (SPAC). Motif Donald Trump adalah membuat saingan untuk Twitter dan Facebook karena dirinya tak lagi diberikan izin menggunakan platform media sosial tersebut. Trump dilarang dari Twitter dan ditangguhkan dari Facebook setelah para pendukungnya menyerbu US Capitol.
“Kita hidup di dunia di mana Taliban memiliki kehadiran besar di Twitter. Namun Presiden Amerika favorit Anda telah dibungkam. Ini tidak dapat diterima,” kata Trump dalam pernyataan tertulis, Oktober tahun lalu. Padahal, melansir dari BBC, media sosial memainkan peran penting bagi Trump untuk masuk ke Gedung Putih dan merupakan sarana komunikasi favoritnya sebagai presiden.
Twitter dan Facebook mengambil keputusan untuk melarang atau menangguhkan Trump setelah kerusuhan Januari akibat pidatonya yang membuat klaim adanya kecurangan dalam pemilu. Menanggapi kerusuhan yang terjadi, Trump menyebut orang-orang di Capitol sebagai “patriot”. Selain itu, unggahannya di media sosial semakin menunjukkan bahwa ia tidak menerima hasil pemilihan.
Pernyataan Trump mendorong Twitter dan Facebook untuk memutuskan bahwa terlalu berisiko untuk mengizinkannya terus menggunakan situs mereka. Tahun lalu kedua platform jejaring sosial itu juga mulai menghapus beberapa unggahan Trump atau melabelinya sebagai menyesatkan. Beberapa di antaranya cuitan Trump soal Covid-19 “kurang mematikan” daripada flu.
CNBC melaporkan, jika Truth Social benar-benar diluncurkan seperti yang dijanjikan, jaringan tersebut akan menyediakan platform untuk Trump yang dilarang dari Facebook dan Twitter. Tanpa kemampuan untuk berkomunikasi langsung dengan pengikutnya secara online, Trump terpaksa mengandalkan siaran pers dan penampilan di saluran berita kabel.
HENDRIK KHOIRUL MUHID