Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Digital

Pakar Ingatkan Bahaya Jejak Digital: Dapat Dimanfaatkan Secara Negatif

Terdapat dua jenis jejak digital, yakni aktif dan pasif.

31 Oktober 2022 | 08.08 WIB

Ilustrasi Media Sosial (Medsos).
Perbesar
Ilustrasi Media Sosial (Medsos).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -Kebutuhan untuk mengakses media sosial atau medsos nampaknya sudah melekat pada banyak orang. Disadari atau tidak, sejumlah aktivitas yang dilakukan di dunia maya akan terekam dan menjadi jejak digital. Jika jejak yang ditinggalkan baik-baik saja, mungkin tidak menjadi masalah. Nah, jika jejak digitalnya buruk? Berhati-hatilah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Koordinator Nasional Jaringan Pegiat Literasi Digital (Jepelidi) Novi Kurnia, dalam webinar "Indonesia Makin Cakap Digital" yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk komunitas digital wilayah Bali - Nusa Tenggara Barat mengingatkan bahwa rekam jejak digital sebaiknya dibangun dengan selalu etis bermedia digital.

Baca juga :

“Pastikan untuk selalu berpikir mendalam tentang apa dan bagaimana meninggalkan jejak digital yang cenderung abadi,” tuturnya seperti dikutip dari Antara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut Novi, terdapat dua jenis jejak digital, yakni aktif dan pasif. Jejak digital aktif merupakan data atau informasi yang sengaja diunggah pengguna ke dunia maya. Sedangkan jejak digital pasif merupakan data yang "ditinggalkan" tanpa sadar oleh pengguna ketika berselancar di dunia maya.

"Contoh jejak digital aktif, di antaranya kicauan di Twitter, status di Facebook, foto atau video postingan Instagram dan video YouTube. Sedangkan jejak digital pasif, misalnya server menyimpan alamat IP, lokasi, dan search history," papar Novi yang juga merupakan pengajar di Departemen Ilmu Komunikasi UGM Yogyakarta.

Novi menyebut jejak digital mudah dibagikan dengan cepat, berisiko dimanfaatkan secara negatif, dan bersifat abadi. "Artinya, cenderung tidak bisa dihilangkan karena bisa didokumentasikan dan dipanggil kembali. Selain itu, jejak digital dapat berubah dalam bentuk lain, misal dari foto menjadi video atau sebaliknya," jelasnya.

Dalam kesempatan itu Novi juga memaparkan beberapa langkah dalam menjaga jejak digital, di antaranya memproteksi data pribadi diri dan orang lain, pastikan hak cipta orang atau pihak lain, pahami fitur-fitur platform digital, regulasi terkait berbagi informasi dan ruang digital, pertimbangkan akurasi, dan manfaat sebelum mengunggah sesuatu.

HATTA MUARABAGJA
Baca juga : 

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus