Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pada sesi review gadget kali ini, Tempo akan melakukan review ASUS ZenFone Max Pro M2. Smartphone ini merupakan suksesi dari ZenFone Max Pro M1 yang diluncurkan awal 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
ASUS ZenFone Max Pro M2 menghadirkan desain yang lebih modern, prosesor yang lebih cepat, dan kamera yang lebih baik dengan tetap mempertahankan user-interface Android dan baterai besar yang membuat aslinya begitu populer. Smartphone ini juga memiliki fitur face unlock dan fingerprint.
Kelengkapan Asus Zenfone Max Pro. TEMPO/Fajar Januarta
Berikut fitur kunci ASUS ZenFone Max Pro M2:
- Layar: 6,26 inci, 2280x1080, LCD IPS 19:9, notch, Corning Gorilla Glass 6
- Chipset: Qualcomm Snapdragon 660, CPU 4x2.2GHz Kryo 260 Gold+4x1.8GHz Kryo Silver, GPU Adreno 512
- RAM/Memori: 3GB/32GB, 4/64GB, 6/64GB, LPDDR4X RAM
- Slot MicroSD: Sampai 2TB
- Kamera Belakang: 12 MP Sony IMX486, f/1.8, 4K30 video dengan EIS, flash LED tunggal plus sensor kedalaman 5MP
- Kamera Depan: 13MP, f/2.0, LED flash, video 1080p30
- Baterai: 5000mAh, pengisian 10W
- Konektivitas: Dual SIM, VoLTE ganda, Wi-Fi 802.11n 2.4GHz, Bluetooth 5.0, microUSB, GPS / GLONASS / BDS / BeiDou / QZSS
- Lainnya: Sensor sidik jari, penguncian wajah, radio FM
Harga:
- ZenFone Max Pro M2 3GB/32GB: Rp 2,8 juta
- ZenFone Max Pro M2 4GB/64GB: Rp 3,2 juta
- ZenFone Max Pro M2 6GB/64GB: Rp 3,7 juta
ZenFone Max Pro M2 hadir dalam kemasan yang cukup sederhana. Di dalam kotak ada satu unit smartphone bersama kabel dan kepala pengisian daya berdaya 10 Watt. Sayangnya, meski memiliki kapasitas baterai sangat besar, 5000mAh, tapi smartphone ini tidak didukung dengan teknologi pengisian cepat.
Selain itu, ASUS juga memberikan gratis satu unit case silikon. Meski cukup pas, silikon ini sangat "menempel" dengan smartphone. Imbasnya, tampilan glossy bagian belakang ponsel jadi tidak begitu kentara.
Selanjutnya: Desain...
1. Desain
Asus Zenfone Max Pro. TEMPO/Fajar Januarta
Untuk ponsel yang meluncur hanya berselang delapan bulan setelah seri pendahulunya, ZenFone Max Pro M2 tampak sangat berbeda. Baik dari desain maupun spesifikasi.
Max Pro M2 mengusung desain dengan poni layar. Hal ini, tentunya, memberikan pandangan yang lebih luas, sentuhan dari ujung ke ujung. Meski masih memiliki bezel yang cukup tebal di bagian dagu, tapi tidak mengurangi kepuasan dalam menikmati entertainmen video maupun game lantaran layarnya yang cukup besar, 6,2 inci dengan rasio 19:9.
Perubahan radikal selanjutnya ada di bodi bagian belakang. Pada ZenFone Max Pro M1, bagian ini terbuat dari aluminium. Pada seri kedua ini, ASUS menggantinya dengan polikarbonat dengan tampilan glossy. Dilihat sekilas, bagian ini tampak seperti kaca. Namun ketika digenggam, barulah kita tahu bahwa itu hanyalah "ilusi" yang tercipta dari tekstur dan kilau. Pekerjaan ASUS dalam hal ini patut diacungi dua jempol.
Asus Zenfone Max Pro. TEMPO/Fajar Januarta
Tentu saja, penggantian material tersebut juga bisa dilihat sebagai penurunan kualitas dari seri sebelumnya. Meski begitu, beratnya menjadi lebih ringan, yakni 175 gram. Lebih ringan lima gram ketimbang ZenFone Max Pro M1 yang memiliki berat 180 gram.
ASUS ZenFone Max Pro M2 memiliki baterai besar di dalamnya, yakni 5000mAh. Tapi, beratnya lebih ringan ketimbang Xiaomi Redmi Note 6 Pro (4000mAh) yang bobotnya mencapai 182 gram. Secara desain, ponsel ini dibangun dengan baik dan ringan.
2. Layar
Kelengkapan Asus Zenfone Max Pro. TEMPO/Fajar Januarta
Tampilan layar ZenFone Max Pro M2 secara fisik lebih besar dari pada M1 karena poni layar (notch) yang disematkan. Menariknya, poni ini tidak terlalu makan banyak ruang.
Layar ASUS ZenFone Max Pro M2 berukuran 6.26 inci, 2280x1080, dengan teknologi IPS LCD. Layar ini memiliki rasio aspek 19: 9 dengan warna NTSC 94 persen, rasio kontras 1500: 1, dan kecerahan puncak 450 nits.
Untuk luar ruangan, tampaknya ASUS mengaturnya terlalu "dingin". Itu terlihat dari layar yang tampil sangat kebiruan. Dan saturasinya tampak diatur terlalu tinggi oleh pabrikan. Meski hal itu bisa diatur di fitur Setting, tapi bagi orang yang biasa menggunakan layar OLED akan kaget melihat tingkat kecerahan layar ini.
Masalah lainnya yang ada di fitur layar ialah fitur penyesuaian cahaya latar diaktifkan secara permanen. Fitur yang juga disebut sebagai kontras dinamis ini otomatis meredupkan layar saat menampilkan konten yang lebih gelap. Begitupun sebaliknya.
Mungkin inilah alasan kuat kenapa banyak brand smartphone tidak mengaktifkan fitur ini secara permanen. Sebab, alih-alih berguna, fitur permanen ini malah membahayakan mata. Sebab, mata dituntut untuk menyesuaikan cahaya dengan tiba-tiba.
Tentu, juga sangat menjengkelkan saat menyaksikan film dengan tingkat kecerahan berubah secara dinamis. Semestinya ASUS bisa menyiasati fitur ini agar bekerja dengan lebih halus atau mengganti modenya agar tidak permanen (kalau memang sulit untuk mematikan fitur ini).
Baca juga: 5 Fakta Menarik ASUS ZenFone Max Pro M2
Selanjutnya: User-interface...
3. User-Interface
Asus Zenfone Max Pro. TEMPO/Fajar Januarta
ZenFone Max Pro M2 menggunakan sistem operasi Oreo Android 8.1 yang dipadukan dengan user-interface ZenUI. Satu hal yang paling asyik dari ASUS adalah tidak banyak membawa aplikasi bawaan meski bukan bagian dari Android One. Tentunya, ini sangat jarang terjadi di brand-brand smartphone lain, terutama pada brand-brand asal Negeri Tiongkok. Namun, tidak ada aplikasi bawaan bukan berarti sempurna. Bagi para pengguna Android sejati, Anda akan betah menggunakan ponsel ini. Namun, kerugiannya, tidak banyak fitur yang bisa Anda sesuaikan.
ASUS mestinya bisa melakukan pekerjaan yang lebih baik untuk memaksimalkan perangkat lunak untuk ZenFone Max Pro M2. Misalnya, pengaturan agar bisa menghilangkan notch atau membuat tampilan aplikasi dalam mode layar penuh. Layar yang begitu tampak jadi sia-sia.
Meski tampil radikal ketimbang kakaknya, Max Pro M1, brand asal Taiwan ini juga sepertinya tidak memperhatikan hal-hal detail di Max Pro M2. Misalnya, pengaturan DPI (dot per inci). Entah kenapa ikon wi-fi ada di bilah status sebelah kiri. Ini menyisakan sedikit ruang untuk ikon notifikasi pesan. Ukuran ikon di bilah status juga tampak serampangan. Bisa terlihat dari persentase baterai dengan ukuran jam yang canggung.
4. Performa
Peluncuran tiga smartphone ASUS terbaru, ASUS ROG Phone, ZenFone Max Pro M2 dan ZenFone Max M2 di Grand Ballroom, Pullman Hotel, Centran Park, Jakarta Selatan, Selasa, 11 Desember 2018. TEMPO/Khory
Jika tampilan user-interface tidak begitu baik, berbeda halnya dengan performa. ZenFone Max Pro M2, yang menjalankan Snapdragon 660. ASUS menyediakan tiga piliha, yaitu RAM/memori 3GB/32GB, 4/64GB, dan 6/64gb. Kebetulan unit yang Tempo review adalah unit 3GB/32GB. Secara keseluruhan, performa smartphone ini sangat baik dan banyak aplikasi, baik itu media sosial maupun fitur, mudah untuk dijalankan.
Anda bisa membuatnya terasa lebih cepat dengan masuk ke pengaturan pengembang dan mengubah animasi dan kecepatan transisi menjadi 0,5x. Tanpa pengaturan itupun membuka dan peralihan aplikasi cukup cepat.
Berikut hasil skor AnTuTu benchmark ASUS ZenFone Max Pro M2:
Skor AnTuTu benchmark ASUS ZenFone Max Pro M2 dibandingkan dengan smartphone lain.
Ada tiga game yang kami uji menggunakan smartphone ini, PUBG, Mobile Legends, dan Tekken. Saat menguji Tekken, smartphone ini sangat berat, meski frame rate sudah diturunkan. Mungkin spesifikasi ponselnya tidak mencukupi untuk memainkan game dengan grafis detail ini.
Namun, itu tidak terjadi saat memainkan PUBG Mobile dan Mobile Legends. Untuk mendapatkan nuansa permainan yang cukup detail, Anda harus menaikkan frame rate ke HD (30fps). Di atas itu semua, ZenFone Max Pro M2 sangat keren dari segi daya tahan baterai. Tempo menguji smartphone ini di kedua game tersebut dan mampu bertahan lebih dari delapan jam.
PUBG Mobile. Androidauthority.com
Sayangnya, performa baik tersebut tidak diiringi dengan kualitas suara yang sepadan. ASUS hanya menyematkan satu speaker di bagian bawah dengan kualitas yang tidak terlalu bagus. Performa loudspeaker idealnya hanya sampai 60 persen, sisanya hanya distorsi. Beda halnya jika Anda menyambungkan dengan speaker bluetooth. Anda bisa menyetelnya hingga 80 persen.
Selanjutnya: Kamera...
5. Kamera
Kamera belakang Asus Zenfone Max Pro. TEMPO/Fajar Januarta
ZenFone Max Pro M2 memiliki kamera ganda di bagian belakang yang terdiri dari kamera utama 12MP f/1.8 yang dapat menangkap video 4K dan kamera bersensor kedalaman 5MP. Sensor kedalaman sangat membantu untuk mengambil gambar dengan mode potret.
Kamera smartphone ini memiliki semua fitur dasar mode Pro M1 yang cukup rumit. Namun, tampilan antar-muka pada aplikasi kamera terlihat sangat jadul, bukan seperti smartphone masa kini. Selain itu, ada beberapa masalah kecil, seperti indikator fokus yang secara otomatis muncul di tengah layar--bukan di tengah viewfinder--setiap kita membuka mode 4:3. Masalah lainnya, entah kenapa ASUS menyembunyikan tombol navigasi di kamera yang membuatnya bekerja dua kali untuk menampilkan tombol tersebut.
Hasil kamera Asus Zenfone Max Pro. TEMPO/Fajar Januarta
Dari segi kualitas gambar, ZenFone Max Pro M2 cukup baik. Warna dan white balance cukup akurat, tingkat detailnya bagus dan gambar-gambarnya memiliki sedikit noise, bahkan dalam situasi di dalam ruangan. Mode HDR pun bekerja relatif baik dan berhasil mengendalikan detail highlight.
6. Baterai
Kelengkapan Asus Zenfone Max Pro. TEMPO/Fajar Januarta
ASUS menyematkan ZenFone Max Pro M2 dengan baterai sebesar 5000mAh. Baterai, saat ini, menjadi fitur penting yang dicari oleh pengguna. Bukan untuk bermain game semata, melainkan juga agar tidak terlalu sering mengisi daya yang berujung membuat baterai semakin lemah.
Mengisi baterai besar itu memang butuh waktu. Ponsel ini hanya mendukung pengisian daya hingga 10 Watt. Itu berarti butuh sekitar tiga jam agar baterai terisi penuh saat habis total. Anehnya, ASUS masih menggunakan port microUSB yang sudah ketinggalan zaman ketika brand lain sudah menggunakan USB-C.
7. Pesaing
Jika masa baterai penting bagi Anda, ZenFone Max Pro M2 patut jadi pertimbangan. Namun, jika performa kamera lebih penting, smartphone di bawah ini bisa jadi pilihan.
Xiaomi Mi A2 dan Nokia 6.1 Plus menjadi pesaing terdepan ZenFone Max Pro M2. Keduanya menjalankan Android stock. Xiaomi Mi A2 memiliki baterai yang jauh lebih kecil (3010mAh), tapi pengalaman perangkat lunak yang lebih halus (Android One) dan juga kamera yang jauh lebih baik. Nokia 6.1 Plus, meski memiliki baterai yang lebih kecil (3.060mAh) dan chipset di bawah (Snapdragon 636), tapi memiliki performa kamera yang lebih ciamik.
Jika Anda tidak peduli dengan stok Android, ada juga Redmi Note 6 Pro dan Honor Play yang sekarang lebih murah. Redmi Note 6 Pro memiliki kamera yang hebat dan pengalaman perangkat lunak yang kaya akan fitur (meski agak dipenuhi iklan). Sedangkan Honor Play--tidak masuk Indonesia--memiliki prosesor yang jauh lebih kuat (Kirin 970, setara Snapdragon 845). Kedua ponsel, sekali lagi, memiliki baterai yang lebih kecil. Note 6 Pro memiliki daya 4000mAh dan Honor Play memuat daya 3750mAh.
Keunggulan:
- Desain yang menarik
- Penampilan yang bagus
- Kamera yang bagus
- Daya tahan baterai sangat tinggi
Kekurangan:
- Implementasi perangkat lunak yang canggung
- Peredupan layar yang agresif
- Konektor microUSB
- Tidak ada pengisian cepat
Selain review ZenFone Max Pro M2, Anda bisa membaca review gadget lainnya hanya di kanal Tekno Tempo.co.