Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Sony PlayStation merilis The Last of Us Part II Remastered pada Jumat, 19 Januari 2024.
Hasil olah ulang The Last of Us Part II yang menjadi Game Terbaik 2020 untuk dimainkan di konsol generasi sekarang, PS5.
Peningkatan kualitas grafis tidak menonjol serta konten tambahannya terasa hampa.
The Last of Us hadir kembali dengan The Last of Us Part II Remastered yang dirilis pada Jumat, 19 Januari 2024. Hasil pengolahan ulang tersebut menghadirkan peningkatan kualitas visual dan berbagai tambahan game mode, seperti rogue-like No Return, bermain gitar sesuka hati dengan Guitar Free Play, dan tambahan skins di bagian New Game Plus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
The Last of Us terbit pertama kali di PlayStation 3 pada 2013, yang dianggap sebagai satu game terbaik sepanjang masa. Kekuatan utama game ini ada pada ceritanya. Alkisah, peradaban dunia musnah akibat virus Cordyceps yang mengubah manusia menjadi zombi sejak 2013. Joel Miller, orang tua tunggal warga Austin, Texas, berhasil lolos dari gelombang wabah pertama meski kehilangan anak semata wayangnya, Sarah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kisah berlanjut pada 20 tahun kemudian saat warga Amerika Serikat hidup dalam kantong-kantong karantina di kota besar atau koloni-koloni kecil di luar kota. Joel, 52 tahun, bekerja sebagai penyelundup antar-lokasi tersebut. Persinggungannya dengan kelompok bersenjata Fireflies memaksanya mengantar Ellie, 14 tahun, dari Boston di pantai timur ke Utah di tengah AS.
Hubungan Joel dan Ellie yang menjadi magnet utama The Last of Us. Dari awalnya gontok-gontokan, seiring perjalanan empat musim tersebut, keduanya jadi tak terpisahkan. Joel menganggap Ellie seperti Sarah, yang seumuran saat meninggal. Sedangkan Ellie menganggap Joel sebagai ayah, sosok yang tak pernah dia miliki. Kisah ini diadaptasi oleh HBO menjadi serial televisi berjudul sama pada 2023. Serial yang dibintangi Pedro Pascal dan Bella Ramsey ini meraih delapan Piala Emmy.
Game The Last of Us Part I. Tangkapan Layar PS5
The Last of Us Part II berlatar lima tahun setelah The Last of Us. Pada 2038, Joel dan Ellie hidup normal bersama komunitas yang dibangun Tommy, adik Joel, di dekat Kota Jackson, Mississippi, AS.
Sebuah insiden membuat seorang warga komunitas itu terbunuh dan Ellie mengejar pelakunya. Sementara The Last of Us menggambarkan bagaimana kasih sayang bisa membuat orang melakukan hal-hal di luar nalar, The Last of Us Part II kebalikannya, bagaimana kebencian bisa menjadikan orang setengah gila. Pada artikel review yang ditulis Tempo pada 19 Juni 2020, The Last of Us Part II digambarkan sebagai game yang membuat “syok, tercenung, dan bengong berlama-lama”.
Neil Druckmann, sutradara The Last of Us dan The Last of Us Part II, memang merancang hal itu sejak awal. Dalam wawancara dengan Wired pada Oktober 2020, Druckmann menjelaskan bahwa The Last of Us Part II berupaya untuk menantang kenyamanan para gamer dengan moralitas Ellie. “Game ini membuat pemain merasa kotor dan itulah intinya,” kata dia. Seperti pada prekuelnya, arahan Druckmann ini membuat The Last of Us Part II meraup banyak penghargaan, termasuk Game of The Year 2020 dari The Game Award, ajang penghargaan yang dianggap sebagai The Academy Award-nya industri game.
The Last of Us Part II Remastered. DOK. Playstation
Tiga setengah tahun setelah kesuksesan itu, Druckmann cs menghadirkan ulang petualangan Ellie di Seattle tersebut di PlayStation 5 yang dirilis kemarin—kami memainkannya sejak bulan lalu berbekal review code yang disediakan Sony Interactive Entertainment South East Asia.
Di konsol keluaran terbaru ini, penggemar berharap ada lonjakan kualitas visual ketimbang versi awal yang dimainkan di PS4. Memang ada peningkatan detail, seperti tekstur kulit Joel, juntaian rambut Ellie, serta interaksi partikel-partikel seperti salju dan air, tapi tidak seberapa jauh. Jangan mengharapkan lompatan grafik seperti antara The Last of Us di PS3 pada 2013 dan versi remastered-nya di PS5 pada 2022. Wajar saja karena, saat dirilis, The Last of Us Part II memang unggul dari sisi grafis ketimbang game-game lain di PS4 atau konsol setaranya, Xbox One.
Tambahan terbesar pada The Last of Us Part II Remastered adalah mode rogue-like yang berjudul No Return. Rogue-like adalah mode permainan di mana si pemain harus melalui berbagai level yang dibuat secara acak dengan kematian karakter secara permanen. Dalam No Return, kita bisa memilih karakter apa saja untuk mengalahkan level-level yang dibuat secara random untuk mendapatkan uang yang dapat digunakan untuk membeli skin—tampilan berupa pakaian dan sebagainya—upgrade senjata, dan hal apa pun yang dapat membantu kita untuk menyelesaikan level yang lebih sulit. Jika kita mati, kita mulai dari awal dan kehilangan senjata-senjata yang telah kita dapatkan. Mode ini sangat berguna untuk mengasah kemampuan bertempur di dunia The Last of Us.
The Last of Us Part II Remastered. DOK. Playstation
Hanya, No Return terasa membosankan setelah beberapa kali dimainkan. Karena strukturnya yang dibuat seperti arcade alias arena pertarungan, progres dalam No Return tidak terlalu menarik. Pengalaman berbeda kami rasakan saat memainkan Valhalla, downloadable content (DLC) dari God of War Ragnarok. Konten tambahan gratis yang dirilis pada 12 Desember 2023 itu menyajikan narasi baru dalam kisah Kratos Sang Dewa Perang. Karena No Return dalam The Last of Us Part II tidak memiliki cerita, pencapaian apa pun dalam mode itu terasa hampa.
Bagi kami, sajian yang paling menarik dari The Last of Us Part II Remastered adalah konten di balik layar pembuatan game tersebut. Ada tiga level yang dibuang dari Part II. Lewat menu Extras, kita dapat menjelajahi level-level itu dan mendengar komentar-komentar dari Druckmann cs. Level-level yang dipotong ini terasa seperti versi interaktif dari deleted scenes di DVD film lawas.
Bagi mereka yang sudah mengkhatamkan The Last of Us dan belum pernah memainkan The Last of Us Part II, versi remastered ini merupakan game wajib. Begitu juga bagi mereka yang mengenal The Last of Us lewat serial televisi. Ingin tahu cerita season 2? Silakan mainkan game ini, lalu “syok, tercenung, dan bengong berlama-lama.”
Namun, bagi mereka yang sudah memainkannya di PS4, sulit merasakan lonjakan kualitas dari saat kita memainkannya 3,5 tahun lalu. Apalagi versi remastered ini dijual hampir seharga game utuh baru, Rp 729 ribu. Bandingkan dengan DLC God of War Ragnarok, yang sama-sama game eksklusif Sony PlayStation, yang diberikan secara cuma-cuma.
KRISNA PRADIPTA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo