Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Setelah merilis fitur baru Fleets, Twitter mengumumkan sedang menguji coba fitur yang lain yakni opsi menyembunyikan balasan atas tweet (reply). Balasan yang dianggap tidak diinginkan oleh si pemilik akun tidak sampai dihapus karena masih bisa dilihat atau malah dimunculkan kembali.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam blog Twitter tertanggal 19 November 2020, Direktur Manajemen Produk Suzanne Xie menjelaskan latar belakang ingin menyediakan opsi menyembunyikan balasan itu. Menurutnya, setiap orang harus merasa aman dan nyaman saat berbicara di Twitter.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk membuatnya begitu, Twitter, menurut Suzanne, merasa perlu mengubah bagaimana perilaku percakapan bisa bergulir di platformnya. Caranya, memberi kontrol lebih besar kepada setiap pemilik akun atas percakapan seperti apa yang diinginkan dari setiap kicauannya.
"Saat ini, para repliers bisa begitu saja mengubah topik atau suasana diskusi dan merusak apa yang Anda dan audiens Anda ingin bicarakan," kata Suzanne.
Alat kontrol yang dibayangkan adalah kemampuan menyembunyikan setiap balasan yang isinya tidak diharapkan. Alat itulah yang kini sedang diuji secara global di semua jenis platform Twitter.
Prinsip yang ditawarkan adalah setiap pengguna bisa memanfaatkan opsi yang disediakan tersebut. Tapi semua orang juga bisa melihat atau membaca pesan yang disembunyikan itu dengan mengetuk ikon abu-abu yang muncul di postingan atau kicauan.
Dengan cara ini, Twitter beranggapan pemilik akun akan memiliki kendali atas percakapan yang dimulainya, tapi orang lain masih memungkinkan untuk bisa melihat seluruh bagian percakapan itu.
Dari tes yang sudah berjalan, Twitter mendapati hasil sementara berikut ini:
- Orang-orang kebanyakan menyembunyikan replies yang mereka pikir tidak relevan, di luar topik, atau mengganggu.
- Opsi ini menjadi cara baru untuk meredam noise; 85 persen dari mereka yang memanfaatkan opsi ini tidak menggunakan fitur block atau mute.
- Figur publik seperti politikus dan jurnalis tidak terlalu memanfaatkan opsi ini
- Di Kanada, sebanyak 27 persen dari mereka yang sudah mencoba menyembunyikan reply atas tweet menyatakan akan memikirkan bagaimana mereka akan berinteraksi dengan orang lain di masa mendatang.
- Twitter mengamati sebagian pengguna mungkin ingin adanya aksi lebih jauh setelah menyembunyikan komentar reply seseorang.
- Beberapa orang mengatakan tidak ingin menggunakan opsi ini karena khawatir adanya balasan dari pemilik akun yang tahu komentar balasannya disembunyikan.
Twitter menyatakan semua itu masih data awal dan masih akan menghimpun umpan balik atas rencana opsi sembunyikan reply itu. Yang jelas, Suzanne mengatakan, arah Twitter ke depan adalah menyediakan alat kontrol baru dan lebih jelas seputar aturan-aturan di ruang percakapan.
Suzanne menambahkan, masih menguji seputar siapa yang bisa membalas ke siapa atau melihat percakapan yang spesifik. Termasuk menguji apakah perubahan yang dilakukan itu benar mampu berujung kepada percakapan atau diskusi yang lebih sehat.
Sebelumnya, Twitter mengumumkan memiliki fitur baru yang memungkinkan pengguna menghilangkan tweet atau unggahan setelah 24 jam. Fleets--nama fitur itu--mirip dengan yang ada pada Snapchat, Instagram Stories, dan 'pesan menghilang' WhatsApp.
Dengan Fleets, Twitter akan memberikan opsi kepada para penggunanya untuk membuat postingan yang nantinya otomatis menghilang. Dengan Fleets pula, pengguna lain (pengikut) tidak dapat melakukan retweet atau menerima tanggapan publik, tapi masih bisa berinteraksi melalui Direct Message.
"Fleets dirancang untuk membantu pengguna merasa lebih nyaman berpartisipasi di platform dengan 'tekanan yang lebih rendah' tanpa perlu khawatir tentang retweet dan like," kata Twitter.