Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pria berusia 28 tahun di New England, Amerika Serikat, didiagnosis menderita skeletal fluorosis, penyakit langka di negara tersebut yang menyebabkan tulang-tulang jarinya membesar. Kondisi ini diketahui muncul akibat kebiasaan pria tersebut menghirup cairan pembersih komputer secara berlebihan selama lebih dari tiga tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dokter menjelaskan bahwa skeletal fluorosis disebabkan oleh paparan jangka panjang terhadap kadar fluorida yang tinggi. Meskipun dalam kadar aman, fluorida bermanfaat untuk mencegah kerusakan gigi. “Tetapi jika dikonsumsi secara berlebihan, fluorida menjadi racun kumulatif yang menguras kalsium dari tulang dan mengubah strukturnya,” dikutip dari Live Science, Sabtu, 25 Januari 2025. Dalam kasus ini, difluoroetana, bahan aktif dalam cairan pembersih komputer, dimetabolisme tubuh menjadi senyawa fluorida yang berbahaya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Awalnya, pasien mengeluhkan nyeri pinggul, kesulitan berjalan, serta perubahan pada tulang jarinya yang mulai membesar. Pemeriksaan lebih lanjut menunjukkan kadar fluorida dalam darah, urin, dan tulangnya meningkat drastis. Dokter menduga kebiasaan menghirup aerosol menjadi penyebab utama. Pasien pun mengakui kebiasaannya tersebut saat ditanya.
Menurut laporan medis, pasien pertama kali mengunjungi dokter pada 2010, dan dalam waktu beberapa bulan setelah berhenti menggunakan aerosol, kondisinya membaik secara signifikan. “Fungsi pinggulnya meningkat pesat, dan ia hampir dapat berjalan normal,” ujar laporan dokter. Hingga 2014, pasien mulai rutin berolahraga, tetapi ia menghentikan pemeriksaan medis lanjutan pada 2015.
Kasus ini menjadi perhatian karena skeletal fluorosis sangat jarang terjadi di AS, meski umum ditemukan di negara-negara seperti India. Dokter menyebut bahwa kejadian ini menyoroti “penyebab fluorosis skeletal yang mungkin tidak dikenal sebelumnya: kaleng udara terkompresi yang digunakan orang untuk mendapatkan efek ‘high.’”
Para ahli menambahkan bahwa penyalahgunaan aerosol seperti ini dapat menjadi penyebab tersembunyi dari berbagai masalah kesehatan yang serius. Mereka juga mengimbau pentingnya edukasi tentang bahaya penggunaan zat-zat ini secara sembarangan untuk mencegah kasus serupa di masa depan.