Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Royal Society Open Science menemukan bahwa menonaktifkan akun sosial media Facebook dapat meningkatkan kesejahteraan, namun mengurangi pengetahuan politik para pengguna.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Studi ini dilakukan di tengah kekhawatiran bahwa media sosial menyebabkan ketidakbahagiaan, menyebarkan misinformasi, dan memperburuk polarisasi sosial.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penelitian ini melibatkan peserta yang dipilih secara acak untuk menonaktifkan akun Facebook mereka selama Pemilihan Presiden Prancis 2022, lalu membandingkan hasilnya dengan kelompok acak lain yang tetap menggunakan Facebook. Sebanyak 1.117 orang secara sukarela menonaktifkan akun mereka, sementara 1.129 orang lainnya tetap aktif di platform tersebut.
“Tim tersebut (para peneliti) mensurvei para peserta tentang suasana hati dan kesejahteraan mereka, pengetahuan politik, serta tingkat polarisasi politik dan sosial selama pemilihan,” tulis The Royal Society, seperti dikutip dari laman phys.org, Jumat, 11 Oktober 2024.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mereka yang menonaktifkan akun Facebook memiliki tingkat kesejahteraan sedikit lebih tinggi dibandingkan mereka yang tetap menggunakan platform tersebut.
Namun, peserta yang tidak aktif di Facebook selama pemilihan presiden menunjukkan penurunan dalam pengetahuan politik dibandingkan kelompok yang tetap menggunakan platform tersebut. Mereka menjadi kurang mengetahui informasi terkini seputar politik, debat, dan isu-isu yang muncul selama masa pemilu.
Meskipun kesejahteraan mengalami sedikit peningkatan, para peneliti mencatat bahwa tingkat polarisasi politik dan sosial tidak berubah signifikan pada peserta yang menonaktifkan akun mereka.
Pilihan Editor: Discord Diblokir di Turki, Apa Penyebabnya?