Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Digital

Uni Eropa Rintis UU Pertama yang Akan Atur ChatGPT dan Alat AI Lainnya, Begini Rancangannya

Teknologi AI mengalami ledakan investasi dan popularitas mengikuti rilis ChatGPT oleh OpenAI pada akhir tahun lalu.

1 Mei 2023 | 11.05 WIB

Chatgpt. Shutterstock
Perbesar
Chatgpt. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan-perusahaan yang membuat alat bangkitan AI (artificial intelligence), seperti ChatGPT, akan diharuskan mengungkap setiap material yang mereka gunakan untuk mengembangkan sistemnya. Bakal kewajiban ini disepakati dalam rancangan undang-undang yang sedang dibahas Uni Eropa, yang mungkin merintis regulasi pertama di dunia yang secara komprehensif akan mengatur teknologi AI.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Komisi Eropa telah mulai menyusun Rancangan Undang-Undang soal AI hampir dua tahun lalu untuk mengatur teknologi kecerdasan buatan. Saat itu teknologi tersebut mulai berkembang, yang kemudian mengalami ledakan investasi dan popularitas mengikuti rilis chatbot AI ChatGPT oleh OpenAI pada akhir tahun lalu. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Anggota Parlemen Eropa setuju mendorong draf regulasi itu ke tahap selanjutnya, ke sebuah proses di mana para legislator UE dan negara-negara anggota akan bertemu membahas detail final. 

Berdasarkan proposal-proposal yang pernah ada, alat-alat AI akan diklasifikasi menurut level paparan risiko masing-masing. Dari minimal ke terbatas, tinggi, sampai level tak dapat diterima. Isu-isunya mencakup surveillance biometrik, penyebaran misinformasi, atau bahasa yang diskriminatif. 

Sementara alat-alat bangkitan AI yang dinilai berisiko tinggi tidak akan dilarang, mereka yang menggunakannya akan diminta sangat transparan dalam setiap pengoperasiannya. 

Perusahaan-perusahaan yang mengandalkan alat bangkitan AI itu, seperti ChatGPT atau Midjourney, juga akan diharuskan membuka setiap material hak cipta yang digunakan untuk mengembangkan sistem yang mereka gunakan. 

Menurut satu sumber yang familiar dengan proses pembahasan di Komisi Eropa, ketentuan-ketentuan itu disepakati dua minggu belakangan. Masih menurut sumber itu, sebagian anggota Komisi awalnya mengusulkan melarang seluruh material hak cipta yang sedang digunakan untuk melatih model-model bangkitan AI. Usulan itu digantikan dengan syarat transparansi yang disepakati bersama. 

"Melawan harapan-harapan yang konservatif untuk surveillance yang lebih luas dan fantasi-fantasi kekirian dari regulasi yang berlebihan, parlemen menemukan sebuah kompromi solid yang akan mengatur AI secara proporsional, melindungi hak-hak warga negara, seiring dengan memperkuat inovasi dan mendorong ekonomi," kata Svenja Hahn, Wakil Ketua Parlemen Eropa. 

Analis Macquarie, Fred Havemeyer, menilai proposal regulassi soal AI dari Uni Eropa itu 'bijaksana'. Draf dianggapnya lebih baik ketimbang sebuah pendekatan 'larang dulu, tanyai kemudian' seperti yang pernah ada yang mengusulkan. "UE telah menjadi yang terdepan dalam mengatur teknologi AI," kata dia. 


Pacuan Perusahaan AI 

Perusahaan yang didukung Microsoft, OpenAI, memprovokasi kekaguman dan rasa penasaran dari dunia ketika merilis ChatGPT pada akhir tahun lalu. Chatbot AI itu menjadi aplikasi dengan pertumbuhan konsumen tercepat dalam sejarah, mencapai 100 juta pengguna aktif bulanan dalam beberapa minggu saja. 

Chatgpt. Shutterstock

Perlombaan di antara perusahaan teknologi untuk membawa produk-produk bangkitan AI ke pasar meresahkan sebagian kalangan. Antara lain Elon Musk yang ikut mendukung surat terbuka kepada perusahaan-perusahaan AI menghentikan perkembangan dari sistem 'yang lebih kuat daripada GPT4' dalam enam bulan. 

Tapi, tak lama setelah ikut meneken surat terbuka pada Maret lalu, Musk dilaporkan berencana meluncurkan startup nya sendiri untuk menyaingi OpenAI. 

REUTERS


Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus