Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Foto udara tata kota Jakarta, Rabu, 25 Agustus 2021. Menurut media Rethinking The Future, sejumlah hal yang berkontribusi atas capaian negatif Jakarta antara lain karena kepadatan penduduk dengan udara dan air yang tercemar. TEMPO/Subekti.
Potret pemukiman warga di tepi Kali Ciliwung, Bukit Duri, Jakarta, Rabu, 25 Agustus 2021. Media arsitektur Rethinking The Future (RTF) menyebut Jakarta menduduki peringkat pertama kota dengan desain perencanaan tata ruang kota terburuk di dunia. TEMPO/Subekti
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Foto udara kawasan Tanah Abang, Jakarta, Rabu, 25 Agustus 2021. Selain itu, ruang hijau dan ruang terbuka di Jakarta dinilai tidak memadai, kemacetan lalu lintas yang ekstrem, hingga perluasan kota yang tidak terencana. TEMPO/Subekti
Potret pemukiman warga di kawasan Manggarai, Jakarta, Rabu, 25 Agustus 2021. Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi menyatakan memang masih ada kawasan kumuh sehingga Jakarta disebut sebagai kota dengan tata kota terburuk di dunia. Ia mencontohkan kawasan kumuh Tanah Tinggi di Johar Baru, Jakarta Pusat. TEMPO/Subekti
Warga beraktivitas di pemukiman warga tepi Kali Sentiong, Jakarta, Rabu, 25 Agustus 2021. Anggota DPRD DKI, Gilbert Simanjuntak, mengatakan bahwa udara bersih menjadi faktor yang dinilai oleh media RTF. Namun, 191 pohon di Monas yang menjadi paru-paru kota telah ditebang. TEMPO/Subekti
Foto udara tata kota Jakarta, Rabu, 25 Agustus 2021. Direktur Eksekutif Pusat Studi Perkotaan Nirwono Joga menilai adanya pelanggaran tata ruang Jakarta. Hal itu lantaran pembangunan kota Jakarta sangat tergantung pada kebijakan gubenurnya, bukan pada rencana tata ruang yang dibuat oleh Pemprov DKI. TEMPO/Subekti
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini