Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Thoeun Chantha menyelesaikan pembuatan perhiasan dari selongsong peluru di bengkel Angkor Bullet Jewelry di Phnom Penh, Kamboja, 29 Maret 2023. REUTERS/Cindy Liu
Sejumlah perhiasan dari selongsong peluru dipajang di bengkel Angkor Bullet Jewelry di Phnom Penh, Kamboja, 29 Maret 2023. REUTERS/Cindy Liu
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Thoeun Chantha menyelesaikan pembuatan perhiasan dari selongsong peluru di bengkel Angkor Bullet Jewelry di Phnom Penh, Kamboja, 29 Maret 2023. REUTERS/Cindy Liu
Thoeun Chantha menunjukan selongsong peluru yang telah dilelehkan di bengkel Angkor Bullet Jewelry di Phnom Penh, Kamboja, 29 Maret 2023. Selama lebih dari dua dekade, Thoeun Chantha telah menjalankan bengkel untuk mengubah simbol kekerasan menjadi karya seni. REUTERS/Cindy Liu
Thoeun Chantha memilah selongsong peluru di bengkel Angkor Bullet Jewelry di Phnom Penh, Kamboja, 29 Maret 2023. Peluru dikumpulkan dari lapangan tembak dan tempat latihan militer di sekitar ibu kota, Phnom Penh. REUTERS/Cindy Liu
Seniman melelehkan selongsong peluru di bengkel Angkor Bullet Jewelry di Phnom Penh, Kamboja, 29 Maret 2023. Pandai emas Kamboja Thoeun Chantha mengubah sekitar lima kg selongsong kuningan berisi peluru AK-47 dan M-16 menjadi perhiasan. REUTERS/Cindy Liu
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini