Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mahmoud Ajjour, anak Palestina yang dievakuasi dari Gaza, belajar menulis menggunakan kakinya, di Doha, Qatar, 11 September 2024. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
Mahmoud Ajjour, anak Palestina yang dievakuasi dari Gaza, bersama ibunya saat bersiap untuk sekolah di Doha, Qatar, 11 September 2024. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mahmoud Ajjour, seorang anak Palestina yang kehilang kedua tangannya saat mengikuti pelajaran di kelas di Sekolah Palestina, di Doha, Qatar, 10 September 2024. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
Mahmoud Ajjour, seorang anak Palestina yang kehilang kedua tangannya saat mengikuti pelajaran di kelas di Sekolah Palestina, di Doha, Qatar, 10 September 2024. Ia dioperasi di Gaza dengan anestesi terbatas, terbangun dari operasi dengan rasa sakit yang luar biasa dan lengannya telah hilang. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
Mahmoud Ajjour, seorang anak yang kehilang kedua tangannya duduk di kelas di Sekolah Palestina, di Doha, Qatar, 10 September 2024. Roket menghantam saat ia berjalan meninggalkan rumahnya di Gaza pada bulan Desember bersama ayah dan ibunya, REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
Mahmoud Ajjour, anak Palestina yang dievakuasi dari Gaza, belajar menulis menggunakan kakinya, di Doha, Qatar, 11 September 2024. Mahmoud Youssef Ajjour masih bermimpi menjadi pilot suatu hari nanti meskipun kehilangan lengannya dalam serangan roket Israel. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini