Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Bahaya Paparan Sinar Matahari pada Mata dan Cara Melindunginya

Tak hanya kulit, sengatan sinar matahari juga dapat mengancam organ sensitif lain seperti mata. Berikut pemicunya dan cara melindungi organ vital ini.

3 Februari 2025 | 10.56 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi perempuan dan kacamata hitam. REUTERS/Tony Gentile

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kulit adalah bagian tubuh yang sering dilindungi dengan memakai tabir surya ketika sinar matahari sangat terik untuk menghindari kulit terbakar atau sunburn. Namun tak hanya kulit, pakar menyebut sengatan sinar matahari juga dapat mengancam organ sensitif lain seperti mata.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Fotokeratitis adalah istilah teknis,” ujar dokter mata di pusat medis Universitas Chicago, Dr. Steven Quan, dikutip dari Live Science.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Quan menjelaskan paparan tinggi radiasi sinar ultraviolet mampu menyebabkan luka bakar pada sel epitel kornea. Sementara itu, pengajar oftalmologi di Fakultas Kedokteran Universitas John Hopkins, Dr. Esen Akpek, mengatakan kornea merupakan bagian terluar mata layaknya kaca pada jam tangan yang menjadi pelindung bagian-bagian di dalamnya.

Ia menjelaskan secara rinci  kornea memiliki lima lapisan yang meliputi epitel, lapisan bowman, stroma, membran descemet, dan endotelium. Lapisan terluar yang disebut epitel merupakan permukaan tipis namun kuat yang mampu melindungi mata dari debu, air, dan bakteri serta menyalurkan oksigen yang diserap dari air mata dan nutrisi ke seluruh kornea.

“Yang terjadi pada mata saat terkena paparan sinar UV adalah lapisan epitel kehilangan ketahanan. Sebagian darinya mengelupas,” tambah Akpek.

Kerusakan lapisan epitel
Saat terpapar sinar UV, terkadang lapisan itu mengelupas sepenuhnya sehingga bisa terasa sangat menyakitkan. Pasalnya, di bawah lapisan epitel terdapat banyak saraf. Seperti sel-sel kulit di tubuh, sel epitel juga mampu melakukan pergantian dan mengalami siklus tumbuh, mati, dan kembali tumbuh, dan terjadi berulang. Namun, Akpek menambahkan pergantian yang terjadi dalam tingkat tertentu, saat seluruh lapisan epitel hilang, sel-sel yang rusak tidak dapat beregenerasi cukup cepat sehingga kornea menjadi kosong.

Ketika terpapar sinar UV dengan intensitas rendah, sel epitel dapat mati sekaligus, bukannya mati secara perlahan. Namun pada paparan UV yang tinggi, sinar UV juga mampu membunuh sel-sel induk yang menghasilkan sel baru untuk regenerasi, bahkan mengganggu kinerja jaringan parut mata hingga kebutaan.

“Kondisi itu sangat jarang terjadi tetapi bisa terjadi,” ujar Akpek.

Secara umum, fotokeratitis bisa sembuh dengan sendirinya. Tetapi menurut Akademi Oftalmologi Amerika, kondisi ini dapat menyebabkan nyeri mata hebat, mata merah, penglihatan kabur, pembengkakan, dan sakit kepala. Kondisi ini paling umum dapat terjadi saat beraktivitas dengan paparan sinar UV yang sangat kuat.

Aktivitas yang berkaitan dengan salju turut berisiko memicu fotokeratitis yang disebut kebutaan salju. Umumnya hal ini terjadi di wilayah dengan lapisan salju dan es yang tebal seperti Kutub Utara dan Selatan, atau pegunungan tinggi. 

Kerusakan kornea ringan juga dapat terjadi saat berperahu atau berkebun akibat sinar UV yang memantul dari permukaan seperti pasir atau air. Meski gaya hidup setiap orang berbeda, secara umum Quan mengatakan topi atau kaca mata hitam yang menghalangi 100 persen sinar UV mampu mencegah kerusakan mata.

“Beberapa orang memakai kacamata hitam, tergantung aktivitas,” tutur Quan.

Pilih topi atau kacamata hitam
Bila beraktivitas di sekitar lereng atau tempat-tempat yang memantulkan cahaya dari bawah, ia menyebut topi belum tentu berperan secara maksimal sehingga butuh kacamata hitam. Namun bila kacamata hitam menjadi kendala saat melakukan pekerjaan maka topi yang dibutuhkan untuk melindungi mata.

“Anda mungkin baik-baik saja, tergantung,” kata Quan.

Fotokeratitis kerap disebut mata yang terbakar matahari. Kondisi ini biasanya tidak menyebabkan tumor pada kornea seperti kulit yang terbakar sinar matahari yang dapat meningkatkan risiko kanker kulit. Namun, paparan sinar UV dapat menyebabkan tumor kelopak mata atau secara teknis merupakan kanker kulit. Quan menyarankan memakai kacamata hitam, bahkan di musim dingin atau hujan, untuk mencegah hal serupa terjadi.

“Orang-orang kurang memperhatikan atau menyadari di musim dingin sama berisiko dengan musim panas. Paparan sinar UV umumnya bahkan lebih tinggi,” papar Quan.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus