Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
JAKARTA — Fahmi Perwira, 28 tahun, tampak menenteng sebuah kotak berukuran besar saat menyambangi Taman Mataram, Jalan Sisingamangaraja, Jakarta Selatan, Sabtu pekan lalu. Sesampainya di tempat duduk, Fahmi mengeluarkan delapan unit mobil Tamiya Mini 4-WD dari dalam kotak.
Fahmi kemudian menata kedelapan mobil itu berjajar di kursi taman. Dua kawannya, Ikki dan Pur, ikut bergabung, sehingga total terdapat 14 mobil mini 4-WD.
Ketiganya tergabung dalam komunitas hobi, PlayOn Mini 4-WD Jakarta. Fahmi menjadi ketuanya. Di Indonesia, mini 4-WD dikenal sebagai Tamiya—satu dari sekian merek mobil-mobilan tersebut.
Seperti hendak berolahraga, Fahmi cs melakukan pemanasan singkat dengan meregangkan tangan dan kaki. Mereka pun bersiap dengan Tamiya andalan masing-masing yang sudah meraung-raung. Dengan aba-aba hitungan ketiga, Ikki dan Pur melepas mobil Tamiya mereka ke lantai beton taman.
Saat Tamiya melaju kencang, Ikki dan Pur ikut berlari di belakang mobil masing-masing. Keduanya mengarahkan laju mobil mini itu menggunakan tongkat sepanjang sekitar 70 sentimeter dengan ujung dilengkapi bilah miring, mirip tongkat hoki es.
Keduanya balapan mengitari trek joging Taman Mataram. Kecepatan Tamiya Mini 4-WD itu tak lebih dari 10 kilometer per jam. Jauh lebih pelan ketimbang mainan sejenis yang melaju di lintasan. Jarak tempuh satu putaran Taman Mataram tak sampai seratus meter. "Sekali pertemuan begini bisa tiga atau empat kali adu lari. Tergantung suasana saja," kata Fahmi.
Anggota  PlayOn Street Mini 4WD bersiap latihan di Taman Mataram, Jakarta. TEMPO/ Indra Wijaya
Mereka yang mengalami masa kecil pada 1990-an tak akan asing dengan kegiatan hobi PlayOn Mini 4-WD Jakarta. Aktivitas yang dilakukan Fahmi cs terinspirasi oleh film kartun Jepang berjudul Dash! Yonkuro yang ditayangkan di stasiun televisi swasta yang populer pada masa itu. Serial tersebut mengisahkan anak-anak yang bermain Tamiya dengan berlari mengikuti laju mobil. "Senang rasanya bisa mempraktikkan Dash! Yonkuro," ujar Fahmi.
Berlari bersama Tamiya dikenal dengan street mini 4-WD atau PlayOn. Komunitas PlayOn Mini 4-WD Jakarta berdiri pada 2018. Dari empat orang, kini jumlah anggotanya mencapai 28 orang. "Namun yang aktif latihan lima sampai sepuluh orang, dengan agenda pertemuan sekali sepekan atau minimal tiga kali sebulan," kata Fahmi.
Tempat latihan Fahmi cs berpindah-pindah. Dari Taman Mataram, Taman Puring, Taman Lapangan Banteng, Velodrom Rawamangun, hingga di kompleks Gelora Bung Karno Senayan. Arena main street mini 4-WD harus sepi dan memiliki permukaan tanah yang rata.
Bagi Fahmi, street mini 4-WD sangat menyenangkan karena memadukan permainan balap mobil dan olahraga. Hasilnya menyegarkan fisik dan mental.
Tak mudah mencapai kenikmatan itu. Pemain harus membangun Tamiya dari awal. "Diperlukan waktu untuk mencari setting-an yang pas, seperti dinamo, gir, sampai ketinggian sasis mobil dengan tanah," ujar Fahmi.
Yogyakarta Play On Street Mini 4WD. Dok. Yogyakarta Play On Street Mini 4WD
Komunitas Street Mini 4-WD di Berbagai Kota
Selain di Jakarta, komunitas street mini 4-WD menjamur di kota lain. Di Yogyakarta, misalnya, terdapat PlayOn Jogja Street Mini 4-WD. Braam Bartels, ketua komunitas tersebut, menyebutkan mereka terbentuk pada 2017.
Namun efek pandemi Covid-19 membuat jumlah anggota komunitas di Yogyakarta, yang awalnya 20 orang, menyusut. Musababnya, banyak anggota yang terpaksa pulang kampung.
Komunitas PlayOn Jogja Street Mini 4-WD biasanya berlatih di Jogja Expo Center dan bulevar kampus ISI Yogyakarta, di Kabupaten Bantul. Menurut Braam, masyarakat terlihat antusias menonton mereka latihan.
Braam, 33 tahun, optimistis hobi street mini 4-WD bisa mudah diterima masyarakat. Sebab, selain seru dan menyehatkan, permainan ini relatif lebih murah dibanding Tamiya yang berlomba di trek. Harga mobil mini 4-WD orisinal sekitar Rp 150 ribu. Ditambah peranti tambahan sekitar Rp 250 ribu, pemain bisa meluncurkan street mini 4-WD dengan modal kurang dari Rp 500 ribu.
Bandingkan dengan Tamiya di lintasan, yang membutuhkan modal minimal Rp 2,5 juta untuk kelas standar original untuk ikut berlomba. "Itu pun belum tentu bisa menang," kata Braam, yang mantan pehobi mini 4-WD lintasan.
Di Kalimantan Selatan, ada Banjarmasin Street Mini 4-WD. Muhammad Qodri Arrahman, ketua komunitas itu, mengatakan mereka pertama kali berkumpul pada 2021. Jumlah anggotanya melonjak dari tiga menjadi 50 orang dengan lokasi latihan di Taman Kamboja dan perumahan elite Citraland Banjarmasin. "Kami bermain sampai ke Kota Banjarbaru (sekitar 33 kilometer dari Banjarmasin)," kata Qodri.
Komunitas Banjarmasin Street Mini 4WD. Dok. Komunitas Banjarmasin Street Mini 4WD
Qodri, 33 tahun, optimistis anggota komunitasnya bakal bertambah banyak karena respons masyarakat cukup baik saat melihat dia dan kawan-kawan bermain street mini 4-WD. Selain itu, risiko cedera dari permainan street mini 4-WDÂ tak terlalu besar. "Sebab, ini mirip joging pada umumnya. Yang penting pemanasan wajib dilakukan sebelum berlari," kata dia.
Pendiri PlayOn Street Mini 4-WD Indonesia, Rangga Marvel, mengenal cabang hobi Tamiya itu pada 2017. Dia mendapat informasi street mini 4-WD dari kawan di Italia. "Di sana sudah ada sejak 1994," ujar Rangga.
Rangga aktif bermain Tamiya lintasan sejak 2009, hingga ikut lomba di Jepang. Namun, pada 2017, ia merasa jenuh bermain mobil lintasan. Pada saat yang sama, datang informasi dari kawan di Italia tersebut. Sejak itulah dia mengalihkan Tamiya-nya ke jalanan. Dia mengajak dua kawannya di Surabaya. "Sekarang komunitas street mini 4-WD sudah ada di 13 provinsi dengan 6.000 anggota," kata Rangga.
embed
Rangga telah mendaftarkan komunitas street mini 4-WD ke Kementerian Hukum dan HAM dan aktanya terbit pada 2 Maret lalu. Dalam akta tersebut, mereka tertera sebagai PlayOn—diambil dari bahasa Jawa 'playon' atau berlari-lari.
PlayOn Indonesia punya rencana untuk masuk ke sekolah. Tujuannya adalah memperkenalkan permainan street mini 4-WD kepada anak-anak. Menurut Rangga, sejatinya mini 4-WD merupakan permainan anak, sehingga pasti akan mudah diterima di kalangan anak-anak. "Sudah kami coba di SD Santa Maria dan Muhammadiyah 2 Sidoarjo. Respons sangat baik," kata dia.
Menurut Rangga, bermain street mini 4-WD sangat baik untuk anak-anak. Terlebih untuk mengurangi porsi penggunaan gawai sebagai media rekreasi dan hiburan. "Daripada bermain gadget, lebih baik diajak berlari sambil bermain mobil mini 4-WD," kata dia.
INDRA WIJAYA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo