Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketika mengunjungi Indonesia Fitness Expo 2025 pada 8 Februari 2025 di Smesco Exhibition Hall Jakarta, Tempo melihat ada banyak pameran alat fitness di berbagai stan. Ada alat fitness yang memang berguna untuk melatih otot tangan, ada juga alat-alat yang berguna untuk melatih otot kaki. Mereka tersedia dengan beragam jenis beban. Ada pula beragam alat yang digunakan untuk pilates. Di salah satu panggung pun ada berbagai kelas yang menawarkan kegiatan kardio seperti zumba atau juga kelas aktivitas lain. Tentu saja semua alat itu bisa membantu Anda untuk menjadi lebih bugar. Namun apakah bugar itu harus identik dengan alat fitness yang berat?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pillihan Editor: Tips Bugar untuk Perempuan dari Andien
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Co-founder Melangkah Bersama Dhara, Roro Astuti setuju masih banyak orang yang berpikir untuk menjadi bugar, orang harus masuk gimnastik dan memainkan berbagai alat fitness dengan berbagai jenis bebannya. "Orang bilang kalau mau capai kebugaran, kita harus main alat. Orang katanya juga harus agresif, strong, dan macho. Padahal nggak harus seperti begitu," kata Roro Astuti pada Sabtu 8 Februari 2025 di Smesco, Jakarta.
Menurut Roro Astuti, kebugaran itu tidak harus selalu berbentuk 'flexing otot', serta selalu berteriak saat berlatih kardio. Industri fitness bahkan sering direpresentasikan dengan perempuan atau laki-laki berotot dan perempuan badan langsing. "Sedangkan orang dengan badan berisi itu tidak terepresentasikan. Padahal sudah ada beberapa komunitas yang fokus membuat perempuan obesitas ikut bugar juga," katanya.
Bugar, kata Roro Astuti, seharusnya bisa lebih dipahami sebagai orang yang sehat, bisa melakukan berbagai gerak tubuh secara optimal, serta fungsi tubuhnya pun bisa bekerja dengan baik. Di Kamus Besar Bahasa Indonesia pun bugar berarti sehat dan segar. Kondisi itu tidak bisa diidentikkan dengan orang berotot atau bahkan lansing. "Ketika orang itu fisiknya bugar, maka dia tidak akan lelah. Khusus bagi wanita karier maupun ibu rumah tangga, mereka yang bugar pun akan memiliki fokus yang bagus. Sehingga berdampak pada kualitas hidup masing-masing," kata Roro Astuti.
Salah satu latihan khusus yang ditawarkan Melangkah Bersama Dhara adalah latihan otot dasar panggul. Otot dasar panggul adalah bagian dari otot core (inti). "Otot dasar panggul itu menopang organ dalam manusia, termasuk rektum untuk buang air besar, liang vagina untuk melahirkan, serta uretra untuk saluran buang air kecil," kata Co-founder Melangkah Bersama Dhara, Azani Fitria menambahkan.
Bila otot dasar panggul itu terganggu, fungsi organ yang ditopang pun, yaitu fungsi buang air dan juga melahirkan, bisa ikut terganggu. Bahkan seiring usia, fungsi otot dasar panggul pun kian menurun. Hal itu terjadi baik di perempuan maupun di laki-laki. "Jadi agar fungsi otot dasar panggung setiap orang optimal, maka harus dirawat dengan terus latihan," kata Azani. .
Otot dasar panggul adalah salah satu otot yang tergabung dalam core atau otot inti. Core sendiri merupakan kumpulan otot yang mengelilingi tulang belakang, perut dan juga panggul. "Orang bilang core itu hanya bagian perut, padahal sebenarnya core itu kesatuan dari diafragma, otot perut, otot dasar panggul juga sebagian otot di punggung," lanjut Azani.
Azani menganalogikan otot core adalah energi listrik dalam tubuh. Bila otot core berfungsi dengan baik, maka 'aliran listrik' dalam tubuh pun akan optimal. Sebaliknya, bila saat berolahraga, otot corenya tidak bekerja, maka kegiatan olah tubuh itu pun tidak akan optimal, bakan bisa saja jadi cedera. "Mau latihan dengan cabang olahraga apapun, otot core itu harus hidup dan digunakan," kata Azani.
Bila sudah terbiasa melatih otot core, termasuk otot dasar panggul, maka efek estetika pun tercapai. Artinya ia untuk menjadi berotot pun akan mudah tercapai. Saat tua nanti, ketika sudah terbiasa melatih otot dasar panggul dan otot core, maka biasanya kualitas hidup orang itu akan lebih baik. Misalnya orang itu tidak mudah pipis di celana. Atau bahkan para lansia tidak akan linglung ketika berdiri, bergerak, dan berjalan. "Ketika otot core dan otot dasar panggul kita bekerja, bisa berdampak pada postur tubuh kita yang semakin baik. Hal ini membantu kita lebih stabil saat berdiri. Ini mencegah hal yang tidak kita inginkan di masa tua nanti," kata Roro Astuti.
Menurut Azani Fitria, pelatihan otot core dan otot dasar panggung bisa dilakukan dengan gerakan lembut. "Kami tidak kontra dengan olahraga dengan alat fitness, tapi di Melangkah Bersama Dhara, kami berlatih dengan koordinasi gerak, napas, dan latihan otot core yang benar. Ini mencegah hal yang tidak kita inginkan di masa tua," kata Azani.