Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Dua chef dari Qatar menjelajahi tiga kota di Indonesia untuk memahami budaya serta makanan tradisionalnya. Puncak Culinary Journey ini dirayakan dalam acara Ubud Food Festival 2023 yang berlangsung pada 30 Juni hingga 2 Juli 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Chef Noof Al Marri, pemilik Desert Rose Cafe di National Museum of Qatar; dan Chef Hassan Al Ibrahim, chef sekaligus pilot yang sudah mencicipi jajanan di 175 kota di dunia, mendatangi Jayapura, Medan, dan Bali sejak 19 Juni lalu. Mereka menikmati street food, belajar teknik memasak tradisional dan menyiapkan makanan rumahan di rumah warga, serta menilik seputar makanan berkelanjutan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Culinary Journey kedua chef ini merupakan bagian dari rangkaian pertukaran budaya Qatar-Indonesia 2023 Year of Culture. Inisiatif program pertukaran budaya bilateral ini diluncurkan oleh Museum Qatar lebih dari satu dekade yang lalu.
Chef Davina di Ubud Food Festival, Bali, Ahad, 2 Juli 2023 (Istimewa)
Chef Hassan mengatakan bahwa rangkaian Culinary Journey memberikan inspirasi serta pengertian betapa kaya dan beragamnya budaya Indonesia. Di setiap lokasi, dia melihat tradisi unik yang hangat, yang juga lekat dengan pengaruh agama.
“Kota Medan yang menjadi salah satu destinasi kami adalah sebuah peleburan berbagai budaya seperti Melayu, Tiongkok, India, Aceh, Minang, Jawa serta tradisional Batak mempunyai kemiripan dengan Qatar, di mana sebagian besar masyarakatnya adalah pendatang. Kota ini juga mempunyai hidangan kari yang istimewa, yang amat mudah digemari oleh banyak kalangan, dapat dipadupadankan serta dikemas sesuai selera dan jaman, yang menurut saya tepat menjadi hidangan asli yang dapat mewakili Indonesia di kancah kuliner dunia,” kata dia pada hari terakhir Ubud Food Festival, Ahad, 2 Juli 2023.
Chef Noor juga mengaku menikmati perjalanan kuliner ini. Dia belajar banyak budaya dan sejarah berbagai kota di Indonesia. “Tidak kurang dari 300 suku bangsa di Indonesia, masing-masing dengan kelompok adat yang kebiasaan, tradisi dan budaya yang khas,” ujar Chef Noof di sela-sela diskusi Food for Thought kemarin.
Dia juga mengatakan bahwa Indonesia amat kaya akan bumbu dan rempah-rempah yang membentuk beragam resep tradisional.
“Resep bervariasi dari satu daerah ke daerah lain, sesuai dengan kekayaan alam di daerah tersebut. Orang Jawa, misalnya, cenderung makan makanan manis karena banyaknya tebu dan gula aren. Tapi banyak tempat lain seperti Padang, Manado dan Bali, yang sangat kuat pada penggunaan cabai dan rempah-rempah,” ujar dia.
Dalam diskusi Food for Thought yang diadakan di Rumah Kayu @ Taman Kuliner, Chef Noof dipertemukan dengan Chef Devina Hermawan, mantan model yang dikenal melalui Masterchef Indonesia; serta Chef Charles Toto yang dikenal sebagai jungle chef asli Papua yang giat melestarikan masakan tradisional.
Mereka menjelajahi inovasi warisan, tradisi, dan budaya kontemporer yang sama-sama dimiliki oleh Qatar dan Indonesia. Mereka akan mengajak pengunjung menemukan irisan antara tradisi Qatar dengan makanan Indonesia, sejalan dengan esensi Qatar-Indonesia 2023 Year of Culture.
Di hari terakhir Ubud Food Festival, Chef Devina membuat makanan Indonesia menggunakan bahan dasar kari yang kerap kali digunakan dalam masakan Qatar, Bihun Kari Bebek khas Medan. Adapun Chef Noof bersama Jungle Chef Charles memperlihatkan kepiawaian memadukan cemilan khas tradisional Qatar dan Papua, Kebab Nakhe dan Sinole Ikan.