Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tak hanya orang dewasa, bayi dalam kandungan ternyata juga bisa melakukan buang air besar, meskipun tidak semua janin melakukannya. Namun perlu diketahui, janin yang BAB dalam kandungan sangatlah berbahaya karena bisa membuat janin keracunan akibat aspirasi mekonium. Apa itu aspirasi mekonium?
Dilansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan, aspirasi mekonium merupakan suatu kondisi ketika janin menghirup fesesnya sendiri ketika masih dalam kandungan. Feses pada janin disebut dengan mekonium dengan warna hijau gelap. Mengutip dari medical news today, mekonium berisi bahan yang dicerna jabang bayi seperti cairan ketuban, sel usus, lendir, empedu, air dan lanugo (rambut halus yang menutupi janin di awal perkembangan).
Baca : Saat Manusia Meniru Kanguru Merawat Bayi Prematur
Aspirasi mekonium dapat terjadi saat jabang bayi kekurangan jumlah oksigen dan mengalami hipoksia, proses tersebut bersamaan dengan aktivasi syaraf yang mengontrol lubang anus menjadi terbuka, sehingga keluarlah mekonium. Jika kotoran janin keluar terus menerus sangat berbahaya karena dapat mengotori ketuban, janin dapat mengalami keracunan karena saluran pernapasan janin menghirup mekonium.
Mengutip dari jurnal berjudul ‘Sindroma Aspirasi Mekonium’ dijelaskan bahwa aspirasi mekonium adalah salah satu penyebab yang paling sering menimbulkan kegagalan pernapasan pada bayi yang baru lahir. Kondisi ini dapat menyebabkan saluran pernapasan tersumbat, perturkaran oksigen dan karbondioksida terganggu, radang paru - paru hingga gangguan pernapasan.
Untuk mengobati aspirasi mekonium, bayi yang baru lahir harus segara mendapat perawatan guna mengeluarkan mekonium, doker biasanya akan menyedot mekonium yang terdapat di hidung, mulut maupun tenggorokan. Bila bayi masih kesulitan bernapas, dokter akan memasangkan selang pada tenggorokan bayi.
Selain perawatan darurat tersebut, untuk mencegah keracunan, ada juga perawatan tambahan seperti terapi oksigen, penggunaan radian warmer, pemberian antibiotik seperti ampisilin maupun gentamisin dan penggunaan ventilator.
MELINDA KUSUMA NINGRUM
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini