Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaya Hidup

Jenis Kain yang Harus Dihindai Pemilik Masalah Bau Ketiak

Sudah pakai deodoran dan ganti gaya hidup tapi masih bau ketiak? mungkin Anda salah pilih pakaian.

26 Agustus 2024 | 15.15 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Bau ketiak, jika tidak segera diatasi akan menyebabkan berbagai permasalahan seperti dijauhi oleh orang sekitar atau jadi bahan gunjingan. Bahkan, dampak paling parah. bau ketiak bisa memicu kekerasan berujung pembunuhan seperti kasus di Cirebon pada awal 2024. Office boy berinisial R menganiaya sejumlah karyawan koperasi hingga menyebabkan 4 luka-luka dan 1 meninggal pada 29 Januari 2024 lalu. Hal ini disebabkan karena pria berumur 23 tahun itu sakit hati lantaran terus menerus diejek bau badan.

Punya permasalahan bau ketiak perlu penanganan yang tepat dan efektif seperti penggunaan deodoran, rajin mengganti pakaian, dan hidup berseka. Namun bau badan ini dapat kembali muncul meskipun telah mengantisipasinya dengan berbagai cara. Ini dikarenakan salah dalam pemilihan bahan pakaian yang digunakan. Lalu kain apa saja yang justru dapat memperburuk bau badan? Hindari pakaian dengan jenis kain berikut ini sebelum belanja.

1. Crinkle

Dilansir dari Lemon8, bahan satu ini pernah jadi primadona. Crinkle tidak perlu disetrika ketika akan digunakan. Teksturnya yang bergelombang dan kusut alami jadi keunikan tersendiri. Selain itu harganya juga relatif murah sehingga baju ataupun celana yang berbahan ini harganya masih sangat terjangkau.

Sayangnya bahan ini tidak ramah untuk orang-orang dengan bau badan yang tinggal di iklim tropis seperti Indonesia. Beberapa alasan melatarbelakangi hal ini. Pertama, tekstur yang kaku serta tidak terlalu berpori yang dapat menghambat sirkulasi udara pada area ketiak. Kedua, crinkle dinilai buruk dalam hal penyerapan keringat. Ketiga, kualitas kain yang buruk. Hal menyebalkan lainnya adalah bau tetap menempel meskipun sudah dicuci.

2. Moscrepe

Moscrepe pernah eksis beberapa tahun lalu sebagai bahan hijab dan baju. Meskipun tidak sepopuler dulu, masih tetap ada produsen yang memproduksi bahan ini. Moscrepe populer karena bahan yang stretchy, bertekstur mewah, dan relatif murah. Meskipun tidak gampang kusut kain ini dinilai cukup panas dan tingkat penyerapan keringat yang buruk. Hal inilah yang jadi penyebab mengapa menggunakan kain ini bisa memperburuk bau badan.

3. Polyester

Polyester adalah kain dari bahan sintetis campuran senyawa kimia, ethylene glycol, dan asam tereftalat, yang dikombinasikan dengan polyethylene terephathalate (PET) yang berasal dari minyak bumi (petroleum).

Dilansir dari Samtextile, kain sintetis punya karakteristik tidak dapat menyerap keringat seperti kain dengan serat alami seperti katun. Selain itu, bahan polyester dinilai kurang breathable yang menyebabkan sirkulasi udara buruk dan keringat terperangkap di antaranya. Hal ini yang mengundang pertumbuhan bakteri penyebab bau badan.

4. Sifon

Dilansir dari girlsbeyond, kain sifon termasuk ke dalam kain sintetis berbahan polyester yang dicampur dengan rayon untuk menciptakan kesan elegan. Kain ini ringan namun seperti sifat kain sintetis lainnya, kain ini lemah dalam hal penyerapan keringat. Justru jika terkena keringat kain ini akan menempel pada kulit yang berdampak pada kenyamanan yang berkurang.

Ketika Anda masih bertanya-tanya mengapa bau badan masih ada padahal telah menggunakan deodoran dan rajin ganti baju, coba periksa terbuat dari apa baju-baju Anda. Pastikan untuk hindari bahan-bahan di atas agar Anda tetap nyaman beraktivitas seharian di luar ruangan.

Pilihan Editor: 7 Penyebab Bau Badan Asam dan Cara Mengatasinya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus