Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Operasi bariatrik merupakan pembedahan untuk membantu mengurangi berat badan sekaligus juga bermanfaat mengurangi nafsu makan. Anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Digestif Indonesia, Agi Satria Putranto, mengatakan pasien operasi bariatrik bisa langsung diberikan cairan sesuai kapasitas lambung setelah sadar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Begitu sadar sebenarnya sudah boleh makan yang cairan dan sesuaikan dengan kapasitas lambung. Kita bisa kasih saja pertama kali 4 X 50 cc, dilihat toleransinya," katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Agi, cairan yang diberikan ini bisa netral atau tidak ada rasa atau mengandung gula, disesuaikan dengan ada tidaknya diabetes pada pasien melalui pemeriksaan seperti HbA1C serta fungsi-fungsi vital tubuh. Kemudian, pasien diberikan makanan dengan tekstur lebih solid secara bertahap macam buah dan dokter akan mengawasi selama tiga hari.
"Kalau baik (hasilnya) kita bisa meningkatkan ke yang lebih solid, misalnya agar-agar atau bubur, itu lebih sedikit dulu porsinya. Lambungnya kecil dan juga kalau melihat fisiologi lambung, ada waktu menunggu pengosongan waktu," jelas Agi.
Bukan tanpa risiko
Dia mengingatkan antara satu pasien dan lainnya bisa berbeda sehingga sebaiknya tidak terburu-buru, misalnya memberikan asupan dalam jumlah banyak, seperti minuman sebanyak satu gelas, karena berisiko muntah.
"Paling prinsip adalah ukuran lambung kita itu menjadi lebih kecil, sepertiganya," ujar Agi.
Operasi bariatrik tak disarankan dilakukan pada orang berusia di bawah 15 tahun dan di atas 65 tahun. Mereka sebaiknya mencari teknik lain.
"Operasi bukan tanpa risiko, harus benar-benar dari kemauan pasien, harus dijelaskan (pada pasien). Makanya sebelum melakukan operasi bariatrik harus kita konsultasi dengan psikiater karena ini enggak bisa dibaliki lagi," pesan Agi.